April 24, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Pendidikan Vokasi Dan Bonus Demografi

IVOOX.id, Jakarta – Di tahun 2020 – 2030 Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi. Untuk  itu pemerintah fokus untuk mengembangkan pendidikan vokasi, guna mengambil manfaat yang besar dengan mengandalkan sumberdaya manusia yang trampil.

Laporan badan buruh dunia ILO (international labour organization) menunjukan tingkat pendidikan pekerja di Indonesia sebanyak 60 persen adalah lulusan sekolah dasar (SD), di mana pendidikannya sangat rendah, tidak terdidik dan tidak memiliki ketrampilan sehingga produktivitasnya ikut rendah.

Berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2015, hanya 8,32% dari angkatan kerja saat ini berasal dari bangku kuliah. Yang paling besar justru belum tamat SD (13,02%), tidak/belum pernah sekolah (27,42%), SMP (18,03%), dan SMA (17,26%).

Memasuki era industry 4.0, dunia kerja membutuhkan tenaga kerja yang terdidik, terampil dan berkemampuan tinggi, yang mampu bekerja sama dalam tim, memiliki kemampuan memecahkan masalah secara efektif, mampu memproses dan memanfaatkan informasi, serta mampu memanfaatkan teknologi secara efektif dalam pasar global, dalam rangka meningkatkan produktivitas.

BACA JUGA: Tahun Ini Anggaran Pendidikan Vokasi Rp.25,9 T, Bukti Pemerintah Serius !

Pendidikan vokasi berusaha menciptakan profil lulusan yang berorientasi pada profesi atau dunia kerja, memiliki sikap profesional berstandar, mempunyai pengetahuan praktis, dengan ketrampilan khusus yang ditekankan pada kebutuhan dunia kerja, serta memiliki kepekaan dan tanggung jawab yang tinggi terhadap lingkungan kerja dan sosial.

Pendidikan vokasi menjadi salah satu jawaban kebutuhan bangsa ke depan di tengah menyongsong Puncak Bonus Demografi pada tahun 2020. Kita sebentar lagi akan memasuki fase puncak Bonus Demografi pada 2020. Artinya, usia produktif dan jumlah angkatan kerja kita jumlahnya mendominasi ketimbang usia yang tak produktif. Jika kita tak mampu menyiapkan dengan sungguh-sungguh, maka puncak bonus demografi itu justru akan menjadi musibah, bukan berkah.

Trend pendidikan sedang berubah. Sebagian negara di Eropa justru lebih banyak mengarahkan anak-anaknya ke pendidikan vokasi dan yang mengarahkan anaknya ke universitas lebih sedikit. Di Indonesia para orang tua masih cenderung mengarahkan anaknya ke jenjang pendidikan universitas ketimbang jalur pendidikan vokasi.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) per Agustus 2018 sebesar 7 juta orang atau 5,34% dari dari total 131,01 juta orang angkatan kerja. Jumlah tersebut naik sekitar 130 ribuan orang dibandingkan dengan posisi Februari tahun ini yang sebesar 6,87 juta orang (5,13%), meskipun turun dibandingkan Agustus tahun sebelumnya yang sebesar 7,04 juta orang (5,5%).

Mendorong pengembangan pendidikan vokasi diharapkan akan menurunkan angka penganguran. Dengan berkurangnya angka penganguran maka akan berdampak terhadap menurunnya angka kemiskinan di Indonesia.

Jika dibedah lebih rinci, TPT paling tinggi terjadi di kalangan angkatan kerja berpendidikan menengah. TPT pada lulusan SMK yaitu 11,24%, melonjak dibandingkan Februari tahun ini yang sebesar 8,92%, namun turun dibandingkan Agustus tahun lalu 11,41.

Artinya ada potensi di tingkat lulusan SMK yang dapat dikembangkan lewat pendidikan Vokasi. Disisilain angka ini menunjukan mengembangkan pendidikan vokasi penting untuk dilakukan, bukan hanya dukungan fisik, kurikulum dan pelibatan industri akan membuat lulusan pendidikan vokasi diharapkan memiliki skill yang di butuhkan industry.

Selanjutnya, TPT pada lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) 7,95%, lebih tinggi dibandingkan Februari tahun ini 7,19%, namun turun dibandingkan Agustus tahun lalu yang mencapai 8,29%.

Dengan kata lain, ada penawaran tenaga kerja yang tidak terserap, terutama pada tingkat pendidikan SMK dan SMA. Kesenjangan antara kurikulum dan kebutuhan industri akan meningkatkan penyerapan industri terhadap lulusan pendidikan vokasi.

0 comments

    Leave a Reply