Pendana Fintech LN Raup Keuntungan dari Pelemahan Rupiah
IVOOX.id - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar telah menjadi perbincangan hangat dalam berbagai kalangan ekonomi. Namun, bagi industri fintech di Indonesia pelemahan nilai tukar rupiah justru dapat menguntungkan dalam konteks investasi.
Hal ini disampaikan oleh Aries Setiadi, Executive Director Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech), dampak pelemahan rupiah terhadap industri fintech tidak begitu besar, bahkan mungkin justru menguntungkan.
Aries Setiadi mengungkapkan pandangannya mengenai dampak pelemahan rupiah terhadap industri fintech. Menurut Setiadi, dampaknya tidak begitu langsung karena banyak layanan fintech yang bersifat digital dan tidak terlalu terkait dengan nilai tukar mata uang. Namun, dia menyoroti aspek investasi di industri fintech yang bisa mengalami dampak positif.
"Jadi, misalkan pendanaan berasal dari venture capital yang berbasis di luar negeri (LN), dampaknya bisa kita lihat positif. Karena bagi pelaku fintech, dengan nilai investasi dalam dolar yang sama, jika dirupiahkan, nilainya bisa lebih tinggi," ungkap Setiadi usai acara Media Gathering Bulanan Fintech di Jakarta, Rabu (1/11/2023).
Dalam konteks ini, pelemahan rupiah sebenarnya bisa meningkatkan nilai investasi dalam rupiah, yang menguntungkan para pelaku industri fintech di Indonesia, Aries Setiadi juga mengaitkan pelemahan rupiah dengan sektor ekspor dalam hal layanan fintech.
"Jika nilai rupiah melemah, maka secara ekspor, terutama dalam hal layanan fintech, Indonesia menjadi lebih menarik. Bagi negara-negara luar, nilai tukar rupiah yang melemah membuat layanan fintech Indonesia menjadi lebih terjangkau. Dengan pasar yang masih sangat besar untuk industri fintech, investasi diperkirakan akan tetap tumbuh," tambah Setiadi.
Ia menambahkan, Belum lama ini, Korea Selatan mengumumkan rencananya untuk menginvestasikan sekitar 60 juta USD di Asia Tenggara, dan Indonesia menjadi salah satu pasar yang dianggap sangat potensial untuk pertumbuhan di antara negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara. Ini menunjukkan bahwa investor asing masih melihat Indonesia sebagai tujuan investasi yang menarik, bahkan di tengah pelemahan nilai tukar rupiah.
Ketika ditanya mengenai seberapa besar pertambahan pendanaan dalam dolar yang dapat terjadi akibat pelemahan rupiah, Setiadi menjelaskan, "Sebesar pelemahan nilai tukar rupiah itu sendiri. Kalau sekarang, nilai tukar rupiah melemah sekitar 15 ribu-an dari yang awalnya sekitar Rp 14 ribu-an, kira-kira ada peningkatan sekitar 8-10 persen."
Sehingga meskipun pelemahan rupiah terhadap dolar mungkin menimbulkan kekhawatiran dalam beberapa sektor ekonomi, industri fintech di Indonesia tampaknya masih tetap kuat dan dapat memanfaatkan situasi ini untuk mendapatkan pendanaan tambahan.
"Indonesia adalah pasar yang besar dan terus berkembang untuk industri fintech, dan pelemahan rupiah tidak akan mengubah itu, " pungkasnya.
0 comments