October 7, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Pemerintah Ungkap Estimasi Biaya Pembangunan Giant Sea Wall

IVOOX.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan estimasi biaya proyek pembangunan Giant Sea Wall (Tanggul Laut raksasa) setidaknya membutuhkan suntikan dana sebesar Rp164,1 triliun.

Dalam upayanya mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, yang mengedepankan Indonesia sebagai negara nusantara yang berdaulat, maju, dan berkelanjutan, Airlangga menyatakan bahwa pemerintah fokus pada percepatan pembangunan wilayah, pengentasan kemiskinan, pemerataan kesempatan usaha, dan infrastruktur yang merata dan terintegrasi.

Ia juga menguraikan rencana jangka panjang pemerintah untuk memitigasi risiko bencana perubahan iklim di Pantura Jawa melalui konsep pembangunan Giant Sea Wall atau Tanggul Laut Raksasa. Rencana ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu pembangunan Tanggul Pantai dan Sungai, pembangunan Tanggul Laut terbuka pada sisi Barat Pesisir Utara Jakarta, dan pembangunan Tanggul Laut pada sisi Timur Pesisir Utara Jakarta.

"Dari hasil kajian yang telah dilakukan oleh Kementerian PUPR, estimasi kebutuhan anggaran pembangunan tanggul laut dan pengembangan kawasan serta penyediaan air baku dan sanitasi adalah sebesar Rp164,1 triliun," kata Airlangga dalam acara Seminar Nasional Pembangunan Tanggul Laut, Rabu (10/1/2024).

Airlangga mengungkapkan pentingnya pembangunan tanggul pantai tersebut. Pasalnya kata dia Pulau Jawa masih harus menghadapi sejumlah tantangan daya dukung dan daya tampung seperti ancaman erosi, abrasi, banjir, penurunan permukaan tanah (land subsidence) di sepanjang daerah Pesisir Pantai Utara (Pantura) Jawa.

“Studi JICA pertumbuhan di kawasan Pantura 20 persen dari GDP Indonesia dengan kegiatan industri, perikanan, transportasi, dan pariwisata. Jumlah penduduk di Pantura itu 50 juta, jadi yang terdampak 50 juta orang. Nah, tentu tidak hanya membahayakan kelangsungan ekonomi dan infrastruktur tetapi juga kelangsungan hidup masyarakat,” ungkapnya. 

Selain itu, fenomena degradasi di Pantura Jawa yang tidak tertangani diperkirakan juga akan mengancam keberadaan dari 70 Kawasan Industri, 5 Kawasan Ekonomi Khusus, 28 Kawasan Peruntukan Industri, 5 Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri.

"Serta berbagai infrastruktur logistik nasional seperti bandara, jalur kereta api, hingga pelabuhan," lanjutnya.

Kata Airlangga Pulau Jawa masih memberikan kontribusi terbesar pada Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, mencapai 57,12 persen pada kuartal ketiga tahun 2023. Airlangga menyoroti bahwa Pulau Jawa harus dijaga keberlanjutannya sebagai salah satu mesin utama pertumbuhan ekonomi Indonesia secara spasial.

0 comments

    Leave a Reply