April 28, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Pemerintah Hadirkan Aplikasi Canggih untuk Nelayan

IVOOX.id, Jakarta - Pemerintah kembali menunjukkan komitmennya dalam menyejahterakan nelayan. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi digital untuk melepaskan mereka dari jerat tengkulak.

Ya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan baru saja meresmikan tempat pelelangan ikan (TPI) online pertama di Indonesia di TPI Palangpang, Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (20/7/2019). Peresmian ini juga merupakan sebagai proyek percontohan Program Satu Juta Nelayan Berdaulat yang digagas pemerintah pada April lalu.

Dengan adanya sistem online berbasis aplikasi yang bernama FishOn ini, Luhut berharap nelayan bisa menjual ikan tangkapan ke agen yang bekerja sama dengan pemerintah, di mana siap membeli ikan dengan harga normal ketika pasokan ikan sedang berlimpah. Sehingga, sepak terjang tengkulak yang bisa mempermainkan harga bisa teratasi.

“Nelayan tidak bisa dibohongi lagi. Yang kasihan tengkulak nanti tidak ada lagi,” ujar Luhut seperti diberitakan CNN Indonesia.

Sebagai salah satu percontohan program Satu Juta Nelayan Berdaulat, nantinya sistem online tersebut juga akan dikembangkan di daerah. Untuk transaksi jual-belinya, tidak ada tunai melaikan lewat transfer via ATM.

Di samping mempermudah nelayan dalam menjual hasil tangkapannya, aplikasi FishOn juga akan mencatat semua transaksi hasil jual ikan. Nantinya segala transaksi yang tercatat bisa dijadikan acuan bagi perbankan dalam mengucurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk nelayan.

Kecanggihan FishOn tidak sampai di situ saja. Aplikasi ini punya fitur di mana bisa memberikan sinyal kepada nelayan mengenai keberadaan ikan yang bisa ditangkap. Ada juga fitur belanja kebutuhan sehari-hari, hingga tombol panik untuk memberitahu kondisi darurat di tengah laut.

Telah Lama Memunggungi Laut

Seperti dilansir situs resmi Kemenko Maritim, program Satu Juta Nelayan Berdaulat akan memberikan pelatihan kepada sekitar 1.000 orang yang terdiri dari nelayan, ketua rukun nelayan tiap desa/kecamatan, pengurus/petugas koperasi nelayan, petugas TPI, pembina nelayan untuk memanfaatkan sebuah aplikasi digital.

Selain aplikasi FishOn, ada juga aplikasi penjualan dan manajemen gudang untuk koperasj nelayan, aplikasi lelang ikan online yang menghubungkan TPI, nelayan dan pedagang ikan, serta aplikasi website penjualan e-commerce ikan.

Melalui program tersebut, pemerintah menargetkan jumlah peserta minimal 300.000 yang berasal dari 300 kabupaten/kota wilayah pesisir Indonesia hingga akhir tahun 2019. Inilah salah satu bukti bahwa pengembangan ekonomi digital yang dilakukan pemerintah menyasar ke berbagai sektor industri, termasuk kemaritiman.

Tentu bukan tanpa alasan jika pemerintah memberikan perhatian besar kepada nelayan. Pasalnya, menurut data UNDP tahun 2017, kekayaan laut Indonesia mencapai US$ 2,5 triliun per tahun. Namun, karena keterbatasan teknologi di bidang maritim, baru sekitar 7 yang bisa dimanfaatkan.

Dengan adanya Satu Juta Nelayan Berdaulat, diharapkan kesejahteraan nelayan meningkat. Apalagi berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), di tahun 2017 profesi nelayan turun menyumbang 25 angka kemiskinan nasional.

Apa yang digencarkan pemerintah ini, tentu merupakan wujud dari pidato kenegaraan Jokowi ketika dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia di tahun 2014 lalu. Dia menegaskan, bahwa sebagai negara maritim, kita harus menguatkan identitas kemaritiman sebagai arah pembangunan Indonesia.

“Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudera, dan memunggungi selat dan teluk. Ini saatnya kita mengembalikan semuanya, sehingga ‘Jalesveva Jayamahe’, di laut justru kita jaya, sebagai semboyan kita di masa lalu bisa kembali,” demikian tegasnya seperti dilansir Jokowi.app.

0 comments

    Leave a Reply