March 28, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Pemerintah dan BI Sepakat Jaga Inflasi Volatile Food Maksimal 5%

IVOOX.id, Jakarta - Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) menyepakati langkah strategis untuk menjaga inflasi indeks harga konsumen (IHK) tetap terkendali dan berada dalam kisaran sasaran 3,5±1% pada tahun ini.

Langkah strategis yang disepakati untuk menjaga inflasi 2019 dalam kisaran sasaran, difokuskan pada upaya untuk mengendalikan inflasi harga pangan bergejolak atau volatile food maksimal 5%.

Demikian simpulan yang mengemuka dalam rapat koordinasi antarpimpinan lembaga dan kementerian yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) di Jakarta, Rabu (10/7/2019).

"Kebijakan ditempuh melalui kebijakan utama 4K (keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif) dengan fokus pada ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko.

Kebijakan tersebut, lanjut Onny, termasuk untuk mengantisipasi tantangan yang dapat memengaruhi prospek inflasi volatile food, di antaranya gangguan cuaca akibat kemarau yang lebih panjang serta ketersediaan pangan antarwaktu dan antarwilayah.

Selain itu, rapat koordinasi juga menyepakati untuk terus memperkuat koordinasi pemerintah pusat dan daerah dalam pengendalian inflasi melalui penyelenggaraan Rakornas Pengendalian Inflasi dengan tema "Sinergi dan Inovasi Pengendalian Inflasi untuk Penguatan Ekonomi yang Inklusif".

Adapun inflasi IHK sampai Juni 2019 terkendali pada level 3,28% (yoy) ditopang tetap terjaganya inflasi pada periode hari besar keagamaan nasional (HBKN) yang lebih rendah dari rata-rata lima tahun terakhir. Meski demikian, inflasi kelompok volatile food tercatat 4,91% (yoy), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 4,08% (yoy).

"Ke depan, BI dan pemerintah di tingkat pusat dan daerah akan terus memperkuat koordinasi kebijakan melalui berbagai langkah strategis guna terus membawa inflasi dalam tren menurun dalam kisaran 3,0±1% pada 2020 dan 2021, sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkesinambungan, seimbang, dan inklusif," tukasnya.

0 comments

    Leave a Reply