Pelemahan Rupiah Tertahan Berdampak Positif di Pasar Obligasi
IVOOX.id, Jakarta - Mulai tertahannya pelemahan nilai tukar rupiah yang dibarengi dengan penurunan imbal hasil obligasi AS memberikan dampak positif pada pergerakan pasar obligasi dalam negeri.
"Di sisi lain, penurunan imbal hasil obligasi AS seiring dengan meredanya ketegangan perang dagang AS-Tiongkok turut memberikan imbas positif," kata Reza Priyambada, analis senior Binaartha Sekuritas di Jakarta, Senin (2/4/2018).
Adapun untuk pergerakan masing-masing tenor ialah untuk tenor pendek (1-4 tahun) imbal hasilnya rata-rata turun -6,59 bps; tenor menengah (5-7 tahun) turun -4,81 bps; dan panjang (8-30 tahun) turun -3,73 bps.
Laju pasar obligasi kembali bervariatif melemah. Pada FR0063 yang memiliki waktu jatuh tempo ±10 tahun dengan harga 98,88% memiliki imbal hasil 5,88% atau turun -0,02 bps dari sebelumnya di harga 98,80% memiliki imbal hasil 5,90%.
Untuk FR0075 yang memiliki waktu jatuh tempo ±20 tahun dengan harga 102,50% memiliki imbal hasil 7,26% atau turun -0,11 bps dari sehari sebelumnya di harga 101,38% memiliki imbal hasil 7,37%.
Pada Kamis (29/3/2018), rata-rata harga obligasi Pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price naik 0,45 bps di level 117,89 dari sebelumnya di level 117,44.
Sementara itu, rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price naik 0,19 bps di level 109,44 dari sebelumnya di level 109,23.
Sementara itu, pergerakan imbal hasil SUN 10Yr berada di level 6,64% dari sebelumnya di level 6,71% dan US Govn’t bond 10Yr di level 2,74% dari sebelumnya di level 2,78% sehingga spread di level kisaran 390,1 bps lebih rendah dari sebelumnya 392,7 bps.
Sementara pada laju imbal hasil obligasi korporasi, pergerakannya cenderung turun tipis. Pada obligasi korporasi dengan rating AAA dimana imbal hasil untuk tenor 9-10 bergerak turun di kisaran level 8,60%-8,65%.
Lalu, obligasi korporasi dengan rating AA untuk tenor 9-10 tahun, imbal hasilnya di kisaran level 9,05%-9,07%. Untuk imbal hasil pada rating A dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 10,24%-10,34%, dan pada rating BBB di kisaran 12,96%-12,98%.
Mulai adanya kenaikan sejumlah harga obligasi global diharapkan dapat memberikan dampak positif pada pergerakan obligasi dalam negeri. "Diperkirakan pergerakan obligasi kembali mencoba menguat dengan memanfaatkan sentimen yang ada," papar dia.
Diharapkan aksi beli ini dapat lebih terjaga untuk mempertahankan tren kenaikannya. "Tetap mewaspadai jika terdapat sentimen yang dapat menahan kenaikan," imbuh Reza. (jaw)
0 comments