May 6, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Pelemahan Rupiah Jadi Ancaman di Pasar Obligasi

IVOOX.id, Jakarta - Laju Rupiah yang kembali melemah dan masih menguatnya imbal hasil obligasi AS tidak menghalangi laju pasar obligasi berada di zona hijaunya.

Pergerakan imbal hasil obligasi AS meningkat seiring masih adanya imbas membaiknya data-data AS terutama pada kenaikan nonfarm payrolls data. "Pelaku pasar masih melakukan aksi beli," kata Reza Priyambada, analis senior Binaartha Sekuritas di Jakarta, Rabu (10/1/2018).

Meski demikian, lanjut dia, aksi jual terjadi pada tenor pendek di mana imbal hasilnya rata-rata meningkat.

Adapun untuk pergerakan masing-masing tenor ialah untuk tenor pendek (1-4 tahun) imbal hasilnya rata-rata naik 0,60 bps; tenor menengah (5-7 tahun) turun -0,61 bps; dan panjang (8-30 tahun) turun -2,64 bps.

Meski demikian, aksi jual yang terjadi juga berimbas pada berbalik melemahnya sejumlah seri obligasi acuan.

Pada FR0063 yang memiliki waktu jatuh tempo ±10 tahun dengan harga 100,32% memiliki imbal hasil 5,55% atau naik 0,089 bps dari sebelumnya di harga 100,73% memiliki imbal hasil 5,46%.

Untuk FR0075 yang memiliki waktu jatuh tempo ±20 tahun dengan harga 107,41% memiliki imbal hasil 6,82% atau naik 0,04 bps dari sehari sebelumnya di harga 107,80% memiliki imbal hasil 6,79%.

Pada Selasa (9/1/2018), rata-rata harga obligasi Pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price naik 0,03 bps di level 121,25 dari sebelumnya di level 121,22.

Sementara itu, rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price naik 0,01 bps di level 111,09 dari sebelumnya di level 111,07.

Sedangkan pergerakan imbal hasil SUN 10Yr berada di level 6,21% dari sebelumnya di level 6,12% dan US Govn’t bond 10Yr di level 2,56% dari sebelumnya di level 2,48% sehingga spread di level kisaran 365,7 lebih tinggi dari sebelumnya 363,7.

Sementara pada laju imbal hasil obligasi korporasi, pergerakannya cenderung naik tipis. Lihat saja obligasi korporasi dengan rating AAA yang imbal hasilnya untuk tenor 9-10 bergerak naik tipis di kisaran level 7,98%-8,01%.

Lalu, obligasi korporasi dengan rating AA untuk tenor 9-10 tahun, imbal hasilnya naik tipis di kisaran level 8,64%-8,65%. Untuk imbal hasil pada rating A dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 9,86%-9,91%, dan pada rating BBB di kisaran 12,06%-12,17%.

Mulai melemahnya laju rupiah memberikan sedikit sentimen negatif. "Aksi jual pun diperkirakan dapat terjadi meski dalam volume yang rendah," ucapnya.

Di sisi lain, masih positifnya sentimen dari dalam negeri lainnya diharapkan dapat mempertahankan posisi sejumlah obligasi di zona hijau meski juga diwarnai adanya aksi jual. "Tetap mewaspadai sejumlah sentimen yang dapat menghalangi potensi kenaikan tersebut," ujarnya, seraya mewanti-wanti. (jaw)

0 comments

    Leave a Reply