July 4, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Pelemahan Rupiah Batasi Penguatan Pasar Obligasi

IVOOX.id, Jakarta - Mulai adanya aksi beli dengan memanfaatkan pelemahan sebelumnya membuat laju pasar obligasi mengalami kenaikan, meski tipis dan juga dibarengi dengan masih melemahnya laju rupiah.

Selain itu, aksi beli ini seiring dengan adanya pernyataan Menteri ESDM di mana pemerintan kembali menegaskan tidak akan menaikan harga BBM jenis premium dan solar hingga 2019, yang memberikan indikasi inflasi akan terjaga.

"Begitupun dengan perkiraan suku bunga BI yang belum akan ada perubahan dalam waktu dekat," kata Reza Priyambada, analis senior Binaartha Sekuritas di Jakarta, Selasa (6/3/2018).

Adapun untuk pergerakan masing-masing tenor ialah untuk tenor pendek (1-4 tahun) imbal hasilnya rata-rata turun -1,54 bps; tenor menengah (5-7 tahun) turun -2,01 bps; dan panjang (8-30 tahun) turun -0,88 bps.

"Berkurangnya aksi jual membuat sejumlah seri obligasi dapat mengalami kenaikan meski tidak terlalu signifikan karena juga diimbangi dengan masih adanya beberapa pelemahan pada sejumlah seri," papar dia.

Pada FR0063 yang memiliki waktu jatuh tempo ±10 tahun dengan harga 98,55% memiliki imbal hasil 5,95% atau turun -0,023 bps dari sebelumnya di harga 98,451% memiliki imbal hasil 5,974%.

Untuk FR0075 yang memiliki waktu jatuh tempo ±20 tahun dengan harga 102,27% memiliki imbal hasil 7,28% atau turun -0,038 bps dari sehari sebelumnya di harga 101,86% memiliki imbal hasil 7,32%.

Pada Senin (6/3/2018), rata-rata harga obligasi Pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price naik 0,07 bps di level 117,82 dari sebelumnya di level 117,75 dari sebelumnya di level 117,72.

Sementara itu, rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price naik 0,07 bps di level 109,49 dari sebelumnya di level 109,419.

Pergerakan imbal hasil SUN 10Yr berada di level 6,71% dari sebelumnya di level 6,60% dan US Govn’t bond 10Yr di level 2,88% dari sebelumnya di level 2,866% sehingga spread di level kisaran 382,7 bps lebih tinggi dari sebelumnya 373,5 bps.

Sementara pada laju imbal hasil obligasi korporasi, pergerakannya cenderung variatif seiring mulai adanya aksi beli. Pada obligasi korporasi dengan rating AAA dimana imbal hasil untuk tenor 9-10 bergerak naik di kisaran level 8,36%-8,43%.

Lalu, obligasi korporasi dengan rating AA untuk tenor 9-10 tahun, imbal hasilnya di kisaran level 9,02%-9,03%. Untuk imbal hasil pada rating A dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 10,04%-10,06%, dan pada rating BBB di kisaran 12,89%-13,00%.

Kenaikan yang diimbangi dengan adanya aksi beli dengan memanfaatkan pelemahan sebelumnya, kata Reza, diharapkan dapat menjadi momentum perbaikan pada pasar obligasi untuk dapat berbalik naik. "Laju pasar obligasi dalam negeri diperkirakan dapat bergerak positif terbatas," ucapnya.

Di atas semua itu, Reza mewanti-wanti pelaku pasar obligasi untuk tetap mewaspadai masih adanya sejumlah sentimen yang dapat menahan potensi pembalikan arah naik dari sejumlah obligasi. (jaw)

0 comments

    Leave a Reply