May 4, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Pelaku Bisnis Disarankan agar Waspadai Triwulan Keempat 2017

iVOOXid, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Senin (02/10/2017) ini sempat menembus level 5.936. Itu adalah level tertinggi baru sepanjang sejarah berdirinya BEI.

Akan tetapi, jika ditinjau lebih jauh, reli yang dialami IHSG tersebut hanya di dukung oleh kenaikan harga saham-saham berkapitalisasi besar dan berkategori blue chips. Tetapi mayoritas kenaikan itu disebabkan oleh berbagai aktivitas transaksi para investor lokal.

Jadi boleh dikatakan, investor lokal jadi penopang pergerakan indeks pada hari ini. Lantas, kemanakah larinya investor asing? Kenapa kendati investor asing keluar dari bursa, tetapi IHSG tetap menguat?

Menurut data Bloomberg beberapa waktu lalu, investor asing telah menarik investasi mereka bernilai RpUS$2,1 miliar keluar dari BEI di sepanjang periode Juli-September 2017, alias triwulan ketiga 2017.

Itu mengindikasikan, keenganan investor asing untuk melanjutkan kegiatan investasinya di Indonesia karena mereka menilai kondisi bisnis di Indonesia pada saat ini sedang melemah.

Pelemahan itu sendiri terlihat dari para pelaku bisnis lokal yang lebih suka meletakkan modal mereka di bank atau pasar modal ketimbang diputar untuk menjalankan bisnis seperti biasanya.

Pelaku bisnis lokal mulai enggan berbisnis di pasar domestik. Itu tampaknya disebabkan oleh pengawasan ketat pemerintah, dalam hal ini pihak otoritas pajak dan bea cukai. Akan tetapi, hal itu adalah salah satu langkah pemerintah untuk mendorong penerimaan pajak.

Ketatnya pemeriksaan barang impor yang dilakukan bea cukai tersebut akan mempersulit pengiriman jenis barang tertentu dari luar negeri, terutama barang yang akan digunakan sebagai modal kerja para pelaku bisnis tersebut di Indonesia.

Selain kondisi yang disebutkan di atas, keenganan investor asing untuk lanjut berinvestasi di sini karena pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang tampaknya lebih lambat dari yang diperkirakan.

Disamping itu, program pengampunan pajak yang tidak mampu mendorong kinerja sektor properti di pasar domestik turut mempengaruhi perilaku investor asing dalam berinvestasi di Indonesia pada saat ini.

Kedepan, para investor asing bahkan akan keluar dari Indonesia dan memindahkan investasi mereka ke berbagai aset berdenominasi dolar mengingat adanya potensi kenaikan tingkat suku bunga Federal Reserve (The Fed), bank sentral Amerika Serikat (AS).

Kondisi itu diindikasikan oleh para analis pasar modal dunia yang rata-rata memperkirakan pasar modal dan pasar uang di berbagai negara berkembang akan memasuki masa-masa sulit pada triwulan keempat tahun ini.

Pasalnya, menurut para analis tersebut, kedua pasar di negara-negara berkembang tersebut akan mengalami tiga hal pelemahan yaitu yang disebabkan oleh kenaikan suku bunga The Fed, pemangkasan neraca The Fed dan reformasi pajak yang dilakukan AS.

Semua kemungkinan tersebut berpotensi menekan berbagai kegiatan pelaku bisnis di pasar lokal Indonesia. Akan tetapi, kegiatan mereka kini berpindah ke bursa saham sehingga transaksi bursa semakin membesar dan mampu mendorong IHSG ke titik tertinggi baru.[abr]

0 comments

    Leave a Reply