April 24, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Pasar Obligasi Oversold, Atraktif untuk Masuk

IVOOX.id, Jakarta - Masih adanya kekhawatiran akan pelemahan rupiah lebih lanjut dan antisipasi membaiknya rilis data ketenagakerjaan AS yang dapat berimbas pada terapresiasinya dolar AS menjadi sentimen negatif pada pasar obligasi dalam negeri. 

"Selain itu, belum adanya sentimen positif yang dapat menahan pelemahan turut membuat laju pasar obligasi dalam negeri masih dalam tren pelemahannya," kata Reza Priyambada, analis senior Binaartha Sekuritas di Jakarta, Senin (12/3/2018). 

Adapun untuk pergerakan masing-masing tenor, ialah untuk tenor pendek (1-4 tahun) imbal hasilnya rata-rata naik 9,92 bps; tenor menengah (5-7 tahun) naik 9,04 bps; dan panjang (8-30 tahun) naik 3,38 bps.

"Kembalinya aksi jual membuat sejumlah seri obligasi berada di zona merah," ujarnya.

Pada FR0063 yang memiliki waktu jatuh tempo ±10 tahun dengan harga 97,40% memiliki imbal hasil6,217% atau turun -0,003 bps dari sebelumnya di harga 97,38% memiliki imbal hasil 6,22%. 

Untuk FR0075 yang memiliki waktu jatuh tempo ±20 tahun dengan harga 101,05% memiliki imbal hasil 7,40% atau naik 0,03 bps dari sehari sebelumnya di harga 101,375% memiliki imbal hasil 7,366%.

Pada Jumat (9/3/2018), rata-rata harga obligasi Pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price turun -0,32 bps di level116,69 dari sebelumnya di level 117,26. 

Rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price turun -0,28 bps di level 108,77 dari sebelumnya di level 109,17. 

Sementara itu, pergerakan imbal hasil SUN 10Yr berada di level 6,85% dari sebelumnya di level 6,74% dan US Govn’t bond 10Yr di level 2,89% dari sebelumnya di level 2,888% sehingga spread di level kisaran396 bps lebih tinggi dari sebelumnya 385,4 bps.

Sementara pada laju imbal hasil obligasi korporasi, lanjut dia, pergerakannya cenderung variatif naik seiring kembali adanya aksi jual. 

Pada obligasi korporasi dengan rating AAA dimana imbal hasil untuk tenor 9-10 bergerak naik di kisaran level 8,67%-8,85%. 

Lalu, obligasi korporasi dengan rating AA untuk tenor 9-10 tahun, imbal hasilnya di kisaran level 9,10%-9,12%. Untuk imbal hasil pada rating A dengan tenor 9-10 tahun di kisaran10,22%-10,27%, dan pada rating BBB di kisaran 13,00%-13,10%.

Meski masih dalam tren pelemahannya, lanjut Reza, laju pasar obligasi diharapkan dapat berkurang pelemahannya dan dapat dimanfaatkan untuk kembali masuk. 

"Posisi sejumlah seri yang berada di area oversold memberikan peluang yang menarik untuk masuk," ucapnya. 

Namun demikian, pergerakan ini masih dibatasi oleh potensi kenaikan imbal hasil obligasi AS seiring terapresiasinya laju dolar AS. Diharapkan sentimen dari dalam negeri dapat lebih positif untuk menahan pelemahan lebih lanjut. 

"Tetap mewaspadai masih adanya sejumlah sentimen yang dapat menahan potensi pembalikan arah naik dari sejumlah obligasi," imbuhnya. (jaw)

0 comments

    Leave a Reply