April 23, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Pasar Obligasi Bergerak Anomali terhadap Rupiah

IVOOX.id, Jakarta - Pergerakan anomali terjadi pada pasar obligasi di mana saat rupiah mulai bergerak positif, pergerakan pasar obligasi cenderung berbalik melemah.

"Pelaku pasar kembali mengantisipasi kenaikan imbal hasil obligasi AS jelang pertemuan the Fed," kata Reza Priyambada, analis senior Binaartha Sekuritas di Jakarta, Rabu (21/3/2018).

Adapun untuk pergerakan masing-masing tenor ialah untuk tenor pendek (1-4 tahun) imbal hasilnya rata-rata naik 0,94 bps; tenor menengah (5-7 tahun) naik 0,97 bps; dan panjang (8-30 tahun) naik 0,45 bps.

Laju pasar obligasi kembali bervariatif. Pada FR0063 yang memiliki waktu jatuh tempo ±10 tahun dengan harga 98,64% memiliki imbal hasil 5,93% atau turun -0,05 bps dari sebelumnya di harga 98,39% memiliki imbal hasil 5,99%.

Untuk FR0075 yang memiliki waktu jatuh tempo ±20 tahun dengan harga 102,03% memiliki imbal hasil 7,31% atau naik 0,02 bps dari sehari sebelumnya di harga 102,20% memiliki imbal hasil 7,288%.

Pada Selasa (20/3/2018), rata-rata harga obligasi Pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price turun -0,05 bps di level 117,62 dari sebelumnya di level 117,67.

Sementara itu, rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price turun -0,03 bps di level 109,23 dari sebelumnya di level 109,27.

Pergerakan imbal hasil SUN 10Yr berada di level 6,74% dari sebelumnya di level 6,715% dan US Govn’t bond 10Yr di level 2,90% dari sebelumnya di level 2,852% sehingga spread di level kisaran 384,3 bps lebih rendah dari sebelumnya 385,1 bps.

Sedangkan pada laju imbal hasil obligasi korporasi, pergerakannya kembali variatif. Pada obligasi korporasi dengan rating AAA dimana imbal hasil untuk tenor 9-10 bergerak naik di kisaran level 8,55%-8,60%.

Lalu, obligasi korporasi dengan rating AA untuk tenor 9-10 tahun, imbal hasilnya di kisaran level 9,02%-9,03%. Untuk imbal hasil pada rating A dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 10,12%-10,22%, dan pada rating BBB di kisaran 12,98%-13,02%.

Pergerakan pasar obligasi yang kembali melemah, lanjut Reza, mulai terimbas pergerakan pasar obligasi AS yang cenderung mengalami kenaikan pada imbal hasilnya. "Kondisi ini dapat menghalangi potensi kenaikan pada obligasi di dalam negeri," papar dia.

Jelang pertemuan FOMC, umumnya diikuti dengan terapresiasinya dolar AS yang berimbas pada melemahnya rupiah.

Meski demikian, diharapkan aksi beli dapat bertahan agar pasar obligasi tetap bergerak positif, meski tipis. "Tetap mewaspadai masih adanya sejumlah sentimen yang dapat menahan potensi pembalikan arah naik dari sejumlah obligasi," imbuh Reza. (jaw)

0 comments

    Leave a Reply