October 8, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Pandemi Momentum Membangun Ekonomi Pariwisata

IVOOX.id, Toba - Di tengah situasi pandemi covid-19, pemerintah terus berupaya mengeluarkan langkah-langkah strategis untuk bisa memulihkan perekonomian nasional. Salah satunya adalah di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.

Pada sektor pariwisata ini, pemerintah tengah fokus dalam pengembangan destinasi super prioritas di lima destinasi, yakni Danau Toba, Labuan Bajo, Borobudur, Mandalika, dan Likupang. Salah satu upaya pengembagan kawasan tersebut adalah dengan menarik investor untuk menanamkan modal mereka di destinasi pariwisata super prioritas (DPSP).

Pada Jumat (18/12), misalnya, pemerintah Indonesia mengadakan Indonesia-China Tourism and Investment Forum for 5 Keys Super Priority Tourism Destination di The Kaldera, Kabupaten Toba, Sumatra Utara. Forum ini digelar untuk memperkenalkan keistimewaan dan keunikan berbagai kawasan destinasi di Indonesia sehingga dapat menarik investasi.

Menurut Deputi Perencanaan Penanaman Modal BKPM, Nurul Ichwan pemerintah memang melihat sektor pariwisata terimbas sangat parah oleh pandemi covid-19. Namun, katanya, pariwisata juga diharapkan menjadi sektor yang pertama bounce back.

“Sekarang adalah momentum yang harus diambil ketika situasi masih dalam pandemi. Kita tidak boleh menunggu sampai pandemi selesai baru membangun (pariwisata super prioritas),” kata Nurul dalam program News Line Plus yang tayang di Metro TV, beberapa waktu lalu.

Dia menjelaskan, di tengah situasi ketika kunjungan wisatawan tidak begitu besar, pembangunan infrastruktur dan lain-lain harus digenjot.

“Begitu pandemi selesai, kita boleh berharap bahwa alternatif tujuan wisata yang ingin didatangi wisatawan baik lokal maupun mancanegara itu harus sudah terbuka dengan lebar. Karenanya kita menyiapkan itu,” ujar Nurul.

Begitu pun perihal mengundang investasi di destinasi-destinasi super prioritas ini. Nurul mengatakan bahwa hal tersebut harus segera dilakukan agar pembangunan dapat berjalan dengan cepat.

“Ketika kita mengundang investasi dari luar, khususnya Tiongkok yang sudah punya ketertarikan, ini juga curian start bagi kita dan mereka yang dapat menyosialisasikan proyek-proyek yang mereka miliki ke negara masing-masing,” jelasnya.

Di samping itu, pemerintah juga ingin sejak awal tercipta konsep yang padu (blended) antara investor, masyarakat, dan UMKM. Konsep yang dibangun ini, kata Nurul, bukan hanya membuka kesempatan berinvestasi kepada usaha besar atau usaha asing, tetapi memadukan konten lokal, perusahaan lokal, dengan investasi besar baik dari mancanegara maupun Indonesia.

Untuk itu, sinergi antara pemerintah pusat melalui kementerian/lembaga bersama pemerintah daerah diperlukan untuk memastikan kesiapan destinasi-destinasi super prioritas.

“Di sinilah peran pemerintah, khususnya pusat yang take a lead untuk menunjukkan daerah sebenarnya siap. Kesiapan ini bukan sekadar kita memerintah kepada teman-teman di daerah, tetapi juga ada anggaran yang cukup besar yang disiapkan melalui APBN yang dilakukan beberapa K/L terkait,” cetus Nurul.

BKPM sendiri, lanjutnya, mengambil peran untuk menyiapkan informasi terkait proyek-proyek yang siap ditawarkan, di samping juga dilakukan oleh badan otorita masing-masing di lima destinasi super prioritas.

Manfaat bagi masyarakat

Di sisi lain, Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Odo Manuhutu mengatakan sinergi tidak cukup di lingkup pemerintah saja, tetapi juga memerlukan pihak swasta. 

“Oleh karena itu, kegiatan dengan pihak RRT (Tiongkok) adalah untuk mendorong investor dari RRT untuk menanamkan modalnya di lima destinasi pariwisarta super prioritas, salah satunya di Danau Toba,” katanya dalam kesempatan yang sama.

Namun, terpenting, kata Odo, adalah masyarakat memperoleh manfaat dari pembangunan ekonomi pariwisata ini. Dia menyebut bahwa ujung-ujungnya adalah pembangunan berkelanjutan, masyarakat memperoleh peningkatan pendapatan, dan lingkungan terjaga dengan baik.

Odo bersyukur bahwa di lima destinasi permasalahan utama yang biasa terjadi seperti penyelesaian masalah lahan dapat ditangani dengan baik. Dia meyakinkan bahwa khusus untuk lima destinasi pariwisata super prioritas seperti di Danau Toba permasalahan lahan sudah clear.

“Jadi, investor sudah bisa langsung untuk membangun kawasan

tersebut dan ketika kawasan tersebut dibangun, masyarakat memperoleh pendapatan juga,” ujarnya.

“Lima DPSP ini punya potensi besar. Yang bisa saya sampaikan adalah bahwa Indonesia cantik dan indah, mari kita berwisata ke lima tempat tersebut tapi dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan,” pungkasnya.

Dalam sesi diskusi di Forum Pariwisata dan Investasi Indonesia-Tiongkok, Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Hari Santosa Sungkari mengatakan keseriusan berbagai stakeholder pemerintah terlihat dari alokasi anggaran yang meningkat untuk pengembangan lima destinasi wisata super prioritas.

Pada 2020, pemerintah mengalokasikan anggaran total sekitar Rp9,7 triliun untuk lima destinasi tersebut, meningkat dari Rp1,6 triliun di 2019. “Ini menunjukkan pemerintah Indonesia sangat serius dalam mengembangkan destinasi-destinasi itu. Kita akan melihat hasilnya di waktu mendatang,” katanya.

Dalam presentasinya, dia juga menyampaikan potensi Danau Toba sebagai salah satu destinasi super prioritas. Mengutip survei Bank Indonesia, Hari menyebut sekitar 63% turis mancanegara yang mengunjungi Sumatra Utara juga singgah di Danau Toba.

“Toba merupakan destinasi yang indah dan pemerintah sangat serius berinventasi di destinasi-destinasi ini. Tidak hanya infrastruktur fisik tapi juga kita sangat serius dalam mengembangkan sumber daya manusianya untuk siap menerima wisatawan mancanegara,” katanya.

0 comments

    Leave a Reply