October 5, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Pakar Komunikasi Politik Sebut Parpol Enggan Menjadi Oposisi Karena Minim Dukungan dari Rakyat

IVOOX.id – Analis Komunikasi Politik, Hendri Satrio (Hensat), memberikan pandangannya terkait kecenderungan partai politik (parpol) yang semakin enggan menjadi oposisi terhadap pemerintah. Menurut Hensat, alasan utama di balik sikap ini adalah kurangnya dukungan dari masyarakat saat Pemilu, yang mengakibatkan kursi parlemen parpol oposisi tidak mengalami peningkatan yang signifikan.

"Faktor parpol kini menolak untuk menjadi oposisi menurut saya karena tak ada reward yang signifikan dari rakyat," kata Hendri dalam keterangan pers yang diterima ivoox.id Sabtu (31/8/2024).

Hensat menjelaskan bahwa meskipun menjadi oposisi dapat membantu masyarakat menyuarakan kritik terhadap pemerintah, kenyataannya justru parpol oposisi mengalami penurunan dukungan dari rakyat dalam pemilihan umum.

"Memang oposisi membantu masyarakat menyuarakan kritiknya, namun kenyataannya suara parpol yang menjadi oposisi justru turun, enggak dipilih juga," katanya.

Sebagai contoh, Hensat menyebutkan dua partai politik yang menjadi oposisi selama masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat. Meski kerap memberikan masukan kritis kepada pemerintah, kedua partai tersebut tidak mendapatkan dukungan signifikan dari masyarakat saat Pemilu.

"Reward dari rakyat saat menjadi oposisi terakhir didapatkan oleh PDI Perjuangan yang menang saat Pemilu 2014. Setelah itu, otomatis oposisi tenggelam," jelas Hensat.

"Lihat PKS hanya naik 3 kursi di parlemen tahun ini, Demokrat bahkan turun kursinya. Itu menunjukkan bahwa menjadi oposisi belum tentu didukung penuh oleh rakyat," ujarnya.

Hensat juga berpendapat bahwa istilah "oposisi" sebenarnya tidak relevan dalam konteks politik Indonesia saat ini. Ia menyatakan bahwa yang ada adalah "kekuatan di luar pemerintahan," meskipun istilah ini sering kali diartikan sebagai oposisi oleh masyarakat.

"Di Indonesia menurut saya tidak ada istilah oposisi, adanya kekuatan di luar pemerintahan. Tapi jika didukung oleh rakyat, harusnya suaranya parpol oposisi naik ya," kata Hensat.

Meskipun demikian, Hensat menekankan bahwa oposisi tetap diperlukan untuk menjaga keseimbangan dalam pemerintahan. Tanpa oposisi, rakyat akan kesulitan menyampaikan aspirasi dan masukan kepada pemangku kebijakan.

"Tapi, jika ingin menyelamatkan parpol dari misalnya sandera politik, ya harus kadernya yang bergerak sendiri untuk menyadari akan kebutuhan oposisi itu tanpa intervensi dari penguasa, rakyat tidak bisa menyelamatkan parpol," ujarnya.

0 comments

    Leave a Reply