October 11, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Pakar Bahas Pesan Berdarah pada Pembunuhan 4 Anak

IVOOX.id - Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel menganalisa ada pesan bernada sarkastis dari tulisan darah yang dibuat oleh tersangka pembunuhan empat anak di Jagakarsa. Menurut Reza pesan bertuliskan ‘Puas bunda, tx for all’ itu menyiratkan amarah yang hebat.

Di balik amarah hebat itu menurut Reza juga ada kesedihan mendalam yang dirasakan pelaku Panca Darmansyah (41) alias PD. Kesedihan itu pun yang pada akhirnya membuat ia gelap mata menghabisi anak-anaknya sendiri.

"Apa gerangan kesedihan yang membuat orang sampai gelap mata menghabisi darah daging sendiri?," kata Reza saat dihubungi IVOOX pada Senin (11/12/2023).

Reza menjelaskan anak-anak pada akhirnya menjadi korban dari amarah dan kesedihan pelaku lantaran dia merasa kehilangan. Menurutnya pelaku ingin istrinya pun harus merasa kehilangan seperti yang dia rasakan.

"Korban revenge: karena aku kehilangan, maka giliran istri juga merasa kehilangan. Korban displacement: karena menyalurkan amarah ke istri tak memungkinkan, maka anak menjadi sasaran pengganti," jelas Reza.

PD tersangka kasus pembunuhan empat anaknya di dalam rumah di Jagakarsa, Jakarta Selatan itu terancam hukuman mati. Penyidik Polres Metro Jakarta Selatan menjerat Panca dengan Pasal 338 Juncto Pasal 340 KUHP dan Undang-Undang Perlindungan Anak.

“Pasal 338 Juncto 340 KUHP dan Undang-undang Perlindungan. Ancamannya maksimal hukuman seumur hidup atau hukuman mati," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan, Kombes Bintoro, Minggu (10/12/2023).

Menurut Bintoro, tersangka Panca telah dimintai keterangan terkait dengan kematian empat anaknya berinisial VA (6 tahun), SP (4 tahun), AR (3 tahun), dan AS (1 tahun). Dalam pemeriksaan sementara itu, tersangka mengakui perbuatannya menghabisi nyawa keempat buah hatinya dengan cara dibekap satu persatu. Ironisnya, keempatnya anaknya dibekap dalam keadaan sadar selama 15 menit atau sampai kehabisan nafas.

“Dibekap mulutnya, dari anak yang paling kecil insial A umur 1 tahun. Dilanjutkan anak korban inisial A juga umur 3 tahun, anak korban yang ketiga umut 4 tahun dan terakhir anak korban tertua umur 6 tahun,” jelas Bintoro.

0 comments

    Leave a Reply