October 11, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

OJK Sebut Tingkat Literasi dan Inklusi Keuangan Perempuan Lebih Tinggi dari Laki-laki

IVOOX.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat untuk pertama kalinya tingkat literasi dan inklusi keuangan perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Frederica Widyasari Dewi mengatakan pencapaian positif ini merupakan hasil program-program edukasi kepada kaum ibu-ibu.

"Di survei nasional terbaru yang dilakukan oleh OJK bersama BPS ini yang menarik sekali karena selama beberapa tahun kita geber terus program untuk perempuan dan untuk pertama kali tingkat literasi dan inklusi perempuan lebih tinggi daripada bapak-bapaknya," ujar Frederica dalam acara Talkshow Edukasi Keuangan BUNDAKU, Selasa (25/6/2024).

Berdasarkan catatan OJK diketahui tingkat literasi keuangan perempuan yakni 66,75 persen, dan inklusi keuangannya 76,08 persen. Sementara tingkat literasi keuangan laki-laki adalah 64,14 persen, dan inklusi keuangannya 73,97 persen.

"Sangat membanggakan kita semua bagaimana hasil ini membuktikan bahwa ketika kita garap secara serius ternyata perempuan bisa meningkat literasi dan inklusinya, bahkan tanpa kita sangka jauh melebihi bapak-bapaknya gitu," katanya.

Meski begitu OJK juga mengakui bahwasanya masih ada kesenjangan antara tingkat literasi dengan tingkat inklusi keuangan masyarakat Indonesia. Artinya tingkat pemahaman masyarakat terhadap produk atau layanan keuangan masih lebih rendah sehingga rentan terhadap pengambilan keputusan atau pengelolaan keuangan yang kurang bijaksana. Diketahui tingkat literasi keuangan ada di 65,4%, dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia ada di 75,02%.

Frederica mengatakan, untuk menjawab tantangan-tantangan mengenai literasi dan inklusi keuangan khususnya di kaum perempuan, OJK kata dia secara masif melakukan upaya edukasi, salah satunya yakni melalui program BUNDAKU (Ibu, Anak, dan Keluarga Cakap Keuangan).

"Karena banyak sekali terutama kaum ibu yang kemudian kurang memahami tentang produk jasa keuangan, belum bisa memanfaatkan produk dan jasa keuangan dengan baik, yang akhirnya malah menjadi korban berbagai skema aktivitas keuangan ilegal, baik untuk pinjol ilegal, investasi ilegal dan berbagai aktivitas ilegal yang lain," ujarnya.

0 comments

    Leave a Reply