April 16, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Februari 2018

OJK Pastikan Stabilitas dan Likuiditas Industri Jasa Keuangan dalam Kondisi Terjaga

IVOOX.id, Jakarta - Rapat Dewan Komisioner (RDK) Otoritas Jasa Keuangan menilai stabilitas sektor jasa keuangan dan kondisi likuiditas di pasar keuangan Indonesia dalam kondisi terjaga. Hal ini sejalan dengan perkembangan ekonomi global dan nasional.

Perbaikan ekonomi global semakin solid dan merata. "Hal ini ditunjukkan kinerja perekonomian Amerika Serikat (AS), Eropa, Jepang dan Tiongkok yang meningkat," kata Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik OJK, Anto Prabowo di Jakarta, Kamis (1/3/2018). 

Perkembangan perekonomian AS yang positif, lanjut dia, ditunjukkan oleh peningkatan inflasi, upah yang meningkat dan terjaga rendahnya tingkat pengangguran. 

"Reformasi pajak Trump yang akan meningkatkan defisit fiskal dapat mendorong naiknya pertumbuhan ekonomi sekaligus tekanan inflasi," ujarnya.

Hal ini, lanjut dia, telah mendorong naiknya ekpektasi pasar atas laju kenaikan Fed Fund Rate yang lebih cepat.

Di domestik, indikator makroekonomi bergerak solid. "Inflasi Januari 2018 terpantau turun, kinerja eksternal naik sejalan dengan tren global, serta akumulasi cadangan devisa terpantau meningkat," papar Anto. 

Meskipun demikian, dia menggarisbawahi, pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2017 masih meningkat secara moderat dan perbaikan indikator sektor riil masih terbatas.

Di pasar keuangan domestik, meskipun terdapat net sell nonresiden sebesar Rp9,14 triliun di bulan Februari 2018, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus melanjutkan penguatan. 

Per 23 Februari 2018, IHSG secara year to maturity (ytm) menguat tipis 0,2%. Sementara, yield SBN tenor jangka pendek, menengah dan panjang masing-masing naik sebesar 4 bps, 28 bps, dan 18 bps. "Hal ini didorong oleh net sell nonresiden di pasar SBN sebesar Rp13 triliun pada Februari 2018," ujarnya.

Sesuai dengan siklus awal tahun, kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan pada Januari 2018 masih berada pada level yang moderat. 

Kredit perbankan Januari 2018 tumbuh sebesar 7,40% yoy (Des’17: 8,24% yoy) dan piutang pembiayaan tumbuh sebesar 6,92% yoy (Des’17: 7,05% yoy). 

Dari sisi penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan tumbuh sebesar 8,36% yoy (Des’17: 9,35% yoy). Sementara, premi asuransi jiwa dan asuransi umum/reasuransi masing-masing tumbuh sebesar 44,78% yoy (Des’17: 33,43% yoy) dan 22,93% yoy (Des’17: 6.29%).

Sementara itu, hingga 27 Februari 2018 penghimpunan dana di pasar modal telah mencapai Rp22 triliun dengan jumlah emiten baru yang tercatat satu perusahaan.

Di tengah perkembangan intermediasi keuangan tersebut, risiko Lembaga Jasa Keuangan (risiko kredit, pasar, dan likuiditas) Januari 2018 berada pada level yang manageable. 

Rasio Non-Performing Loan (NPL) gross perbankan tercatat sebesar 2,86% (Des’17: 2,59%) dan rasio Non-Performing Financing (NPF) perusahaan pembiayaan tercatat 2,95% (Des’17: 2,96%).

"Ke depan, OJK akan terus memantau dinamika perekonomian global dan dampaknya terhadap likuiditas pasar keuangan dan kinerja sektor jasa keuangan nasional, khususnya laju kenaikan Fed Fund Rate dan tren kenaikan suku bunga di pasar keuangan global," imbuhnya. (jaw)

0 comments

    Leave a Reply