April 27, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

OJK: IHSG tidak Lepas dari Pengaruh Global

iVooxid, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai bahwa pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak terlepas dari pengaruh yang terjadi di pasar modal seluruh dunia.

"Pasar modal di seluruh dunia sifatnya sudah saling terkoneksi. Kalau kita lihat dampak perkembangan global memang berpengaruh pada negara di 'emerging market', saya rasa semua negara berpengaruh, tidak terkecuali Indonesia," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan, Nurhaida di Jakarta, Jumat (11/11/2016).

Ia mengatakan bahwa beberapa waktu terakhir terdapat suatu kondisi dimana pasar menilai negatif hasil pemilihan presiden Amerika Serikat, sehingga membuat pasar saham global bergejolak.

"Saat pengumuman presiden AS kemarin (Rabu, 9/11) pasar mengalami penurunan cukup signifikan. Tetapi hari berikutnya (Kamis, 10/11) mengalami 'rebound' (penguatan kembali), namun pada hari ini (Jumat, 11/11) kita lihat penurun lagi pada IHSG," paparnya.

Berdasarkan data BEI, IHSG pada Rabu (9/11) ditutup turun 1,03 persen menjadi 5.414,32. Kemudian pada Kamis (10/11) ditutup menguat 0,66 persen menjadi 5.450,30. Dan hari ini (Jumat, 11/11), mengawali perdagangan IHSG dibuka melemah 1,28 persen menjadi 5.380,64.

Nurhaida juga mengatakan bahwa faktor lain yang turut mempengaruhi pergerakan IHSG, yakni terkait keputusan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) mengenai kebijakan tingkat suku bunga acuannya (Fed Fund Rate).

"Pasar mengamati keputusan The Fed seiring dengan adanya pimpinan baru AS, kebijakan The Fed nantinya seperti apa? Apakah The Fed mengambil tindakan menaikan atau tidak menaikan Fed Fund Rate," kata Nurhaida.

Ia melanjutkan, dari informasi yang beredar The Fed akan menentukan sikap pada Desember 2016 nanti, sementara pimpinan baru AS akan berjalan pada Januari, kondisi itu yang juga menyebabkan gejolak di pasar.

"Ini yang tidak diketahui bagaimana kaitannya, kita amati saja," katanya.

Nurhaida menambahkan bahwa jika Fed Fund Rate dinaikan maka pasar akan melihat kondisi ekonomi Amerika Serikat membaik, kondisi itu membuka potensi terjadinya pergeseran portofolio dari negara berkembang ke Amerika Serikat.

"Kalau Fed Fund Rate naik, yang selama ini kita amati akan ada penyesuaian portofolio dari investor asing," katanya.

Ia mengharapkan bahwa sentimen positif dari dalam negeri mengenai pertumbuhan perekonomian Indonesia yang terus mengalami pertumbuhan, dapat mengkompensasi sentimen negatif dari eksternal.

Selaku regulator, Nurhaida mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan beberapa penyempurnaan peraturan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan terselenggara pasar yang teratur, wajar dan efisien, serta mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat. (ant)

0 comments

    Leave a Reply