April 30, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Negara Berkembang Dominasi "Mobile Shopping" Asia Pasifik

iVOOXid, Jakarta - Survei terbaru Mastercard menyebutkan, pertumbuhan aktivitas belanja melalui gawai (smartphone) atau "mobile shopping" berkembang pesat di negara-negara berkembang Asia Pasifik, melebihi negara-negara maju yang ada di kawasan tersebut.

Senior Vice President, Digital Payments and Labs, Asia Pasifik, Mastercard, Benjamin Gilbey mengatakan, konsumen di sejumlah negara berkembang di Asia Pasifik merupakan konsumen yang mengutamakan penggunaan mobile (mobile-first) dan telah melampaui evolusi pembayaran tradisional.

"Pemerintah di kawasan tersebut telah melakukan upaya-upaya yang cukup signifikan untuk mendorong pengembangan lanskap perdagangan elektronik dan mobile (e-commerce dan m-commerce) serta infrastruktur pendukungnya, yang turut berkontribusi terhadap pertumbuhan yang dapat dilihat dalam hasil survei terbaru ini," ujar Gilbey dalam pernyataan resmi yang diterima Antara di Jakarta, Rabu (18/10/2017).

Konsumen di Filipina (53,5 persen) dan Malaysia (55,6 persen) memimpin wilayah Asia Pasifik dengan pertumbuhan tertinggi secara tahunan (year on year) dalam hal "mobile shopping", di mana kedua negara tersebut mencatat peningkatan masing-masing sebesar 12,6 persen dan 10,1 persen.

Sementara itu, konsumen di India (75,8 persen) mempertahankan posisi mereka sebagai pembelanja mobile teratas dalam kawasan tersebut untuk dua tahun berturut-turut, di mana setidaknya satu orang melakukan pembelian melalui gawai dalam kurun waktu tiga bulan terakhir sebelum survei tersebut dilaksanakan.

Pembelanja mobile di China masih berada dalam posisi kedua (71,4 persen), diikuti Thailand (65 persen). Di sisi lain, konsumen di negara-negara yang lebih maju seperti Jepang (31 persen), Australia (26 persen) dan Selandia Baru (26 persen) membatasi pembelanjaan mobile.

Kecenderungan Asia Pasifik untuk berbelanja mobile juga telah mendorong peningkatan yang stabil dalam penggunaan dompet digital, dengan lebih dari satu dari lima konsumen (22,3 persen) menggunakan metode pembayaran tersebut.

Konsumen di kawasan ini juga telah menggunakan pembayaran dengan kode QR. Lebih dari satu dari sepuluh konsumen menggunakan kode QR untuk melakukan pembayaran dengan pengguna terbanyak berasal dari China (42,6 persen) dengan selisih yang cukup jauh antara negara tersebut dengan negara lainnya.

Gilbey menambahkan, konsumen kini telah beralih dari pengguna satu perangkat menjadi pengguna satu aplikasi, sebagaimana mereka menuntut untuk memiliki pengalaman pembayaran yang lebih mudah dan mulus.

Hal itu, lanjutnya, memerlukan sebuah kolaborasi yang lebih besar antara sektor publik dan swasta serta para pelaku industri untuk memfasilitasi interoperabilitas diantara beragam pilihan pembayaran yang tersedia saat ini.

"Kemajuan yang telah dicapai hingga saat ini, seperti standarisasi pembayaran berbasis kode QR di India dan Thailand,sangat menggembirakan. Kami melihat masih terdapat banyak peluang untuk terus maju, dan untuk itu kami tetap berkomitmen untuk bekerja sama dengan para mitra industri dalam memungkinkan aktivitas perdagangan melalui berbagai perangkat," ujar Gilbey. (ant)

0 comments

    Leave a Reply