April 25, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Nantikan Review GSP AS, Ratusan Produk Ekspor RI Terancam Kena Bea Masuk

IVOOX.id, Washington DC - Indonesia sedang menanti penilaian ulang (review) oleh Amerika serikat sehubungan dengan fasilitas GSP (Generalized System of Preference), yang merupakan kebijakan perdagangan suatu negara yang memberikan manfaat potong bea masuk terhadap produk ekspor negara yang pemanfaat GSP.

Sesuai dengan ketentuan WTO, kebijakan GSP merupakan kebijakan perdagangan sepihak (unilateral) yang umumnya dimiliki oleh negara maju untuk membantu perekonomian negara berkembang. Namun, kebijakan ini tidak bersifat mengikat negara yang memberikan GSP maupun negara yang menerima manfaat GSP. Negara yang memiliki program GSP memiliki diskresi untuk menentukan negara mana dan produk apa yang akan memperoleh manfaat GSP dari negaranya. Hingga saat ini, Indonesia memperoleh manfaat GSP dari beberapa negara seperti Amerika Serikat (AS), Uni Eropa dan Australia.

GSP Amerika Serikat memberikan pemotongan tarif bea masuk terhadap sekitar 5,000 produk dari total 13,000 jenis produk yang dikenal oleh pemerintah Amerika Serikat. GSP AS memiliki 3 kategori manfaat, yakni kategori A, kategori A* dan kategori A+. Hingga saat ini (7 Juli 2018) Indonesia masih memperoleh manfaat GSP AS dalam kategori A yang memberikan pemotongan tarif bea masuk di AS untuk 3,500 produk, termasuk sebagian produk agrikultur, produk tekstil, garmen dan perkayuan.

Tidak semua produk ekspor Indonesia memperoleh manfaat GSP AS. Berdasarkan laporan GSP AS tahun 2016, Indonesia hanya memperoleh manfaat GSP sebanyak USD 1,8 miliar dari total ekspor Indonesia ke AS pada tahun 2016 sebesar USD 20 miliar. Sebagian besar produk ekspor unggulan Indonesia tidak memperoleh manfaat GSP. Sebaliknya, tidak semua produk yang diberikan manfaat GSP oleh AS untuk Indonesia diekspor oleh Indonesia ke AS. Manfaat GSP AS untuk Indonesia akan diberikan hingga Indonesia tidak lagi menjadi penerima GSP AS, sudah melampaui ambang batas Competitive Need Limitation (CNL) yang ditentukan atau hingga periode program GSP berakhir pada 31 Desember 2020.

Saat ini Indonesia sedang menjalani 2 proses review dengan Pemerintah AS, yakni review terhadap kelayakan Indonesia untuk memperoleh GSP AS dan review terhadap produk-produk yang akan diberikan pemotongan bea masuknya oleh AS apabila diekspor oleh Indonesia ke AS. Review terhadap kelayakan Indonesia untuk menerima GSP AS dikoordinasikan oleh USTR. Dalam review ini, AS mengevaluasi apakah Indonesia masih layak atau tidak untuk memperoleh GSP AS berdasarkan parameter (1) evaluasi akses pasar Indonesia terhadap produk dan pelaku usaha AS, (2) evaluasi terhadap perlindungan hak kekayaan intelektual, dan (3) jaminan hak tenaga kerja.

Sedangkan review kedua merupakan review tahunan yang dikoordinasikan oleh US ITC. Review tahunan terhadap produk GSP sudah dilakukan pada Januari-April 2018 dan sudah selesai dilakukan meskipun belum ada pengumuman lebih lanjut terkait perubahan produk yang akan diberikan manfaat GSP-nya untuk Indonesia.

Review kelayakan Indonesia untuk memperoleh GSP masih berlangsung dan sedang dalam tahap dengar pendapat publik (public hearing) hingga 17 Juli 2018. Proses review ini dijadwalkan akan berlangsung hingga akhir tahun 2018. Apabila proses review kelayakan ini memberikan rekomendasi bahwa Indonesia tidak lagi layak menerima GSP AS, Indonesia akan kehilangan manfaat GSP segera setelah rekomendasi tersebut ditetapkan oleh Presiden AS. Apabila Indonesia tidak lagi menjadi penerima GSP, produk ekspor Indonesia ke AS yang saat ini menerima GSP akan dikenakan bea masuk normal (MFN) oleh AS seperti sebagian besar produk ekspor Indonesia ke AS.

Ketua Dewan Pertimbangan Asosiasi Pengusaha Indonesia ( Apindo) Sofjan Wanandi Ada lebih dari 100 produk asal Indonesia sebagai komoditas ekspor ke Amerika Serikat terancam oleh peringatan Presiden AS Donald Trump mengenai perang dagang.

Menurut Sofjan Wanandi, akhir pekan ini, Trump sudah memberikan peringatan kepada Indonesia karena neraca perdagangan AS defisit karena jumlah ekspor asal Indonesia lebih banyak.

"GSP kita sedang di-review. Ada sekitar 124 produk dan sektor yang saat ini sedang dalam review, termasuk di dalamnya kayu plywood, kapas, macam-macam," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bidang Hubungan Internasional dan Investasi Shinta Widjaja Kamdani saat acara halalbihalal Apindo, Kamis (5/7) malam.

0 comments

    Leave a Reply