October 1, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Muhammadiyah: Islam Miliki Visi Universalisme dan Kosmopolitanisme

IVOOX.id, Yogyakarta – Ketua umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengungkapkan bahwa Islam merupakan agama yang sesungguhnya memiliki visi universalisme dan kosmopolitanisme. Hal tersebut sebagaimana disebut dalam QS. Al-Hujurat ayat 13 yang menyebutkan bahwa Allah menciptakan laki-laki, perempuan, bangsa-bangsa, dan suku-suku agar saling mengenal satu sama lain.

"Dari ayat ini, menjadikan wawasan kosmopolitanisme, wawasan globalisme, wawasan universalisme sebagai satu nafas dan satu jiwa dengan Islam. Bahwa kita warga Muhammadiyah umat Islam Indonesia harus berwawasan universal, global, kemanusiaan semesta, meski demikian kita harus tetap membumi di negeri tercinta,” tutur Haedar seperti dikutip dari laman resmi Muhhamdiyah, Selasa (22/6).

Dia menegaskan bahwa ajaran Islam dan visi universalisme bukanlah suatu pertentangan. Justru umat Islam tidak diperkenankan memiliki cara pandang chauvinistik dan miopik: menganggap bangsa lain lebih rendah dari bangsa sendiri. Dengan mengutip Soekarno, Haedar menegaskan bahwa bangsa Indonesia tidak boleh merasa lebih mulia dari bangsa lain.

Selain itu, Haedar mengungkapkan bahwa kehadiran Islam untuk menjadi rahmat bagi semesta kehidupan: “Kami tidak mengutus engkau Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam” (QS al-Anbiya: 107). Namun, tidak jarang sebagian kaum Muslim gagal memahami dan mengimplementasikan nilai luhur dan kesempurnaan ajaran Islam yang rahmatan lil-‘alamin itu.

“Rahmat semesta alam bukan hanya hubungan antar negara tetapi juga dengan relasi alam secara keseluruhan agar kita tetap harmoni dengan alam, jangan merusaknya, jangan merusak bumi, itulah wujud dari pandangan rahmatan lil-‘alamin,” kata Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini.

Dalam sejarahnya, ungkap Haedar, Nabi Saw pernah mempraktekkan visi universalisme Islam dengan mengirim para diplomat untuk menyampaikan dakwah Islam kepada para penguasa di belahan yang lain di dunia. Misalnya, ke Najasy di Habasyah (Ethiopia), Hiraklius penguasa Romawi (Roa), Kisra penguasa Persia (Iran), Muqauqis di Mesir, dan lain-lain.

“Apa yang dilakukan Rasulullah Saw kemudian diikuti oleh Umar bin Khattab, oleh para Khalifah setelahnya, yang menjadikan Islam sebagai agama yang kosmopolitan, agama yang mendunia, agama yang menyentuh nilai-nilai universal. Satu sisi Islam memiliki kekhasan, di sisi lain Islam berelasi antar bangsa dalam keragaman,” tutur Haedar.

0 comments

    Leave a Reply