April 20, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

MU Jalani Misi Sulit di Paris

IVOOX.id, Paris - Manchester United (MU)  menjalani misi sulit karena butuh kemenangan telak lebih dari dua gol tanpa kebobolan pada  laga leg kedua babak 16 besar Liga Liga Champions  di kandang  Paris Saint-Germain (PSG), Kamis (7/3) dini hari WIB. Klub berjuluk “Setan Merah” itu tertinggal 0-2 saat menjamu PSG di Old Trafford bulan lalu.

Gol  pada  babak kedua dari Presnel Kimpembe dan Kylian Mbappe memastikan PSG menjadi  klub asal  Prancis pertama yang menang di “Theatre of Dreams” (Old Trafford). Tak hanya itu hasil tersebut juga merupakan kekalahan kandang terbesar MU di kompetisi antar klub Eropa. MU sebelumnya tidak pernah dikalahkan oleh lebih dari satu gol.

Jika PSG sanggup memastikan menyingkirkan MU pada leg kedua di Parc des Princes, itu akan menjadi hal yang positif bagi musim debut pelatih Thomas Tuchel. Unai Emery dipecat setelah beberapa upaya yang gagal untuk mengakhiri kutukan PSG di kompetisi antar klub tertinggi Eropa. PSG disingkirkan pada tahap yang sama oleh Real Madrid 12 bulan lalu. Kegagalan tersebut setahun setelah disingkirkan Barcelona.

Memiliki pemain bertabur bintang seperti Kyilan Mbappe, Edinson Cavani, dan Neymar di lini serang PSG susah dibendung. Meski saat ini Cavani dan Neymar absen, klub raksasa Prancis itu diprediksi tak akan tersingkir lebih awal. PSG terakhir kali melaju ke semifinal pada musim 1994-1995.

Kemenangan dengan unggul  dua gol tanpa balas  di Old Trafford membuat PSG satu kaki di perempat final. Mereka hanya kalah sekali dari 16 pertandingan Liga Champions terakhir di kandang, memenangkan 10 di antaranya. Namun kekalahan tersebut terjadi pada  babak 16 besar  musim lalu melawan Madrid.

Mereka juga ditahan imbang 2-2 di kandang oleh Napoli di babak penyisihan grup musim ini. Sementara dua kemenangan diraih atas Red Star Belgrade dan Liverpool saat PSG melaju sebagai pemuncak Grup C, unggul dua poin lebih dari The Reds.

Faktanya, tidak ada satu pun dari enam lawatan terakhir klub asal Inggris sanggup mengalahkan PSG di ibu kota Perancis. Satu-satunya tim asal Inggris yang menang di Parc des Princes adalah Chelsea saat dilatih Jose Mourinho pada September 2004, menang 3-0  saat itu.

Tim asuhan Tuchel juga memiliki kemampuan untuk mencetak banyak gol, mengoleksi 35  gol dalam 10 pertandingan kandang Liga Champions terakhir. Namun satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa mereka tidak mampu  menjaga clean sheet (tidak kebobolan) dalam lima pertandingan terakhir.

Itu mungkin memberi MU secercah harapan. Jika “Setan Merah” mampu mencetak gol lebih dulu  pada leg kedua  pertandingan akan memiliki akan berbeda. Namun, tidak ada klub yang pernah melaju ke babak berikutnya Liga Champions setelah kalah pada leg ertama babak sistem gugur di kandang dengan keboboan dua gol atau lebih.

MU memang bakal melakoni misi sulit, tap pelatih sementara Ole Gunnar Solskjaer yang menggantikan Mourinho pada bulan Desember mengatakan dia optimistis akan ada keajaiban di Paris. “Ruang ganti  penuh semangat, mereka senang, menantikan hari Rabu,” ujar pelatih asal Norwegia itu. “Kami bermain melawan salah satu tim terbaik di Eropa dengan beberapa pemain berkualitas terbaik, tapi siapa tahu? Ini telah terjadi sebelumnya,” sambungnya.

“Liga Champions telah memperlihatkan beberapa pembalikan defisit, misalnya PSG melawan Barcelona. Kami harus melakukannya pada laga tandang  dan kami memiliki delapan kemenangan beruntun pada laga tandang. Kami yakin dan jika kami ada dalam pertandingan dengan 20 atau 30 menit lagi, siapa yang tahu hasil yang kami raih,” tandasnya.

Setelah dianggap sebagai salah satu pesaing berat di panggung Eropa,, MU hanya memenangkan satu dari 10 pertandingan terakhir di babak sistem gugur Liga Champions, kalah enam  kali di antaranya. Kemenangan terakhir  adalah saat melawan Olympiacos pada Maret 2014. Kemenangan tandang terakhir mereka di babak sistem gugur terjadi delapan tahun lalu melawan Schalke.

MU terlihat kalah level dari PSG di leg pertama dan jika tanpa David de Gea kebobolan mungkin akan lebih dari dua gol. Kiper asal Spanyol itu membuat dua penyelematan brilian untuk menghentikan upaya Mbappe dan Juan Bernat. Penampilannya kembali menggarisbawahi kalibernya sebagai salah satu kiper terbaik.

Tapi hal yang mengkhawatirkan bagi MU adalah situasi yang menaungi De Gea. Negosiasi kesepakatan kontrak untuk memperpanjang keberadaannya di Old Trafford di luar musim panas 2020 belum tercapai.

Menurut laporan, De Gea mengincar gaji setidaknya sama dengan Alexis Sanchez sebagai pemilik penghasilan tertinggi di MU. Pemain asal Chile itu membela  MU dengan gaji 500 ribu pound (9.3 miliar rupiah) per pekan, tapi belum membuat dampak yang diinginkan, hanya mencetak lima gol dalam 41 penampilan. Sebaliknya, De Gea telah memenangkan penghargaan pemain terbaik MU dalam empat dari lima musim terakhir dan dia ingin konsistensinya dihargai.

Perkiraan Formasi

Paris Saint-Germain 4-2-3-1

Buffon

Kehrer, Silva, Kimpembe, Bernat

Verratti, Marquinhos

Nkunku, Draxler, Di Maria

Mbappe

Manchester United 4-2-3-1

De Gea

Muda, Smalling, Lindelof, Shaw

McTominay, Fred

Dalot, Pereira, Rashford

Lukaku (luthfi ardi)

0 comments

    Leave a Reply