Modric Menuju Bagian Dongeng Indah Kroasia
IVOOX.id, Sochi - Luka Modric telah tampil cukup baik di Piala Dunia 2018 untuk melampaui sejumlah nama papan atas di pentas sepak bola dunia. Namun ketika ia memasuki Stadion Fist di Laut Hitam pada Minggu (8/7) dini hari WIB, saat melawan Russia, ia akan memiliki kesempatan untuk menjadi bagian dari dongeng indah Kroasia.
Sejak tim Kroasia yang penuh talenta mencapai semifinal Piala Dunia 1998 pada turnamen utama kedua mereka sebagai negara merdeka, generasi-generasi di bawahnya berada di bawah tekanan dari para penggemar dan media negara itu untuk mengulangi pencapaian tersebut.
"Generasi 1998" kalah dari tuan rumah Prancis di semifinal, kemudian menang 2-1 atas Belanda pada playoff peringkat ketiga, menginspirasi banyak orang di negara Balkan, termasuk Modric yang saat itu masih berusia 12 tahun.
Kini berusia 32 tahun dan merupakan salah satu nama besar yang tersisa di Russia setelah tersingkir lebih awalnya Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Modric menjadi sorotan global ketika ia bergabung dengan Tottenham Hotspur di Liga Inggris pada 1998. Pengatur serangan yang visioner dan pemilik kemampuan dribel kelas wahid, ia mempertahankan kualitasnya dengan tim Real Madrid yang telah beberapa kali menjuarai Liga Champions sejak bergabung pada 2012.
Modric tampil gemilang di fase grup dan mencetak satu gol di turnamen akbar, mengungguli Messi dan Argentina untuk memimpin timnya memuncaki klasemen grup. Ia menjadi perhatian banyak pihak dengan dipulangkannya Ronaldo dan Messi setelah Portugal dan Argentina kalah di putaran 16 besar, namun penampilannya tidak menonjol pada pertandingan melawan Denmark.
Bagaimanapun, Modric hampir berperan mengamankan kemenangan bagi Kroasia pada menit-menit terakhir sebelum akhir perpanjangan waktu kedua, dengan umpan terobosan yang dikejar Ante Rebic sebelum dijatuhkan oleh Mathias Jorgensen di kotak penalti.
Sang kapten Kroasia, yang begitu dihormati oleh sesama pemain karena telah menjadi pemain yang mengutamakan tim, mengeksekusi penalti namun tembakan lemahnya dapat diblok kiper Denmark Kasper untuk membuat permainan harus diteruskan dengan adu penalti. Mewujudkan impian Modric kembali ke titik putih 15 menit kemudian dan mampu mengecoh Schmeichel dengan eksekusi ketiga Kroasia, ketika timnya menang 3-2 untuk menjaga peluang dirinya mewujudkan impian melampaui "Generasi 1998" Kroasia.
"Sejak 2008 kami tidak pernah mampu melampaui pertandingan fase gugur pertama dan sangat penting bagi kami untuk melewatinya," kata Modric kepada laman resmi FIFA.
Kemenangan yang didapat dengan susah payah atas Denmark membawa Kroasia tinggal selangkah lagi untuk menyamai penampilan terbaik mereka pada 1998, dan jika mereka mampu kembali memainkan permainan mengalir seperti pada fase grup, tuan rumah akan sulit untuk meghentikan mereka.
Davor Suker menjadi sosok yang terdekat untuk memenangi Bola Emas, yang dihadiahkan untuk pemain terbaik di Piala Dunia 1998, ketika ia finis di urutan kedua di bawah bintang Brasil, Ronaldo. Modric akan menjadi penantang terkuat untuk melampaui Suker, namun ia menunggu untuk "dongeng" yang lebih baik. “Bermain untuk tim ini merupakan kehormatan dan kegembiraan besar, namun untuk menjuarai Piala Dunia dengan Kroasia merupakan hal yang hampir tidak terpikirkan, seperti sebagian besar dongeng indah! Akan sangat luar biasa untuk mengangkat trofi sebagai kapten." (luthfi ardi)
0 comments