May 7, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Merintis Daya Hidup di Koloni Bulan Atau Mars

IVOOX.id, Tokyo - Sebuah lembaga riset luar angkasa Jepang, Space Colony Research Center, mengeksplorasi cara-cara manusia dapat bertahan hidup di koloni Bulan atau Mars. Bagian dari Tokyo University of Science, lembaga ini dipimpin astronaut wanita pertama Jepang, Chiaki Mukai.

Seperti dimaklumi, meski berbagai program telah diluncurkan oleh badan antariksa global, kemungkinan manusia hidup dan membentuk koloni di Bulan dan planet lain seperti Mars tetaplah sebatas fiksi ilmiah hingga kini. Dalam beberapa tahun terakhir, kita pernah mendengar tentang seleksi 5 kandidat untuk misi ke Mars tahun 2030, tentang karantina sejumlah calon penghuni Mars selama ratusan hari di sebuah tabung, juga berbagai uji coba roket yang dilakukan perusahaan teknologi swasta yang berambisi berbisnis perjalanan ke Mars.

Nah, menurut Mukai, manusia akan dapat membangun koloni di Bulan pada 2030 sangat realistis. "Ini (koloni di Bulan) menyerupai tempat perkemahan, Anda harus membawa semua kebutuhan," kata dia, seperti dikutip AFP, Senin (9/4).

Mukai, 66 tahun, yang menghabiskan lebih dari 500 jam di ruang angkasa selama kariernya sebagai astronaut, mengaku optimistis ia akan sempat menyaksikan koloni bulan yang berfungsi penuh semasa hidupnya. "Mimpi saya adalah mendapatkan pekerjaan sebagai pramugari di ruang angkasa komersial sehingga saya dapat membantu membawa orang ke Bulan," kata Mukai.

Timnya saat ini mengembangkan sistem produksi pangan di mana kentang dapat tumbuh lebih efisien di ruang angkasa, menggunakan plasma cair yang dibuat dengan mengalirkan listrik melalui larutan garam.

Mereka juga telah mengembangkan cara menghasilkan listrik dengan sensor termoelektrik yang sangat kecil yang dapat dilekatkan pada koloni potensial.

Amerika Serikat dan China mungkin mendominasi perlombaan ruang angkasa modern, tetapi pusat penelitian ini akan mewakili kontribusi Jepang bagi kemanusiaan dalam hal eksplorasi ruang angkasa dan mengatasi tantangan global, kata Mukai.

“Kami tidak hanya mengembangkan teknologi untuk pangkalan Bulan tetapi kami akan dapat membantu banyak masalah yang perlu diselesaikan di Bumi,” katanya, berspekulasi bahwa teknologi hidroponik yang mereka kembangkan dapat membantu negara-negara di sub Sahara Afrika yang kekurangan sumber daya alam.

"Bawaan kita manusia adalah untuk menjelajah. Bumi terlalu kecil untuk kita, bukankah begitu?" tandasnya.

0 comments

    Leave a Reply