Menyusuri Wisata Ramah Disabilitas di Kaki Gunung Kawi
IVOOX.id,- Jakarta, 20/3 (ANTARA) - Panorama alam berbukit yang hijau, terhampar luas di depan mata. Hawa sejuk pun menyergap ketika memasuki kawasan Gunung Kawi (2.880 mdpl), di Kabupaten Malang, Jawa Timur, ini.
Gunung Kawi adalah sebuah gunung berapi yang sudah lama tidak aktif. Gunung yang memiliki objek wisata Lembah Indah ini berada di sebelah barat daya Kabupaten Malang, atau berbatasan langsung dengan Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Menyusuri jalan menuju lereng Gunung Kawi, lokasi Lembah Indah berada, tak akan menemukan kebisingan, kemacetan, apalagi sampah yang berserakan di tepian jalan. Suasana rindang, sejuk dan bersih, mengantarkan pengunjung yang akan berwisata ke Gunung Kawi. Sepanjang perjalanan pandangan mata akan terantuk hamparan sawah, hutan jati, dan birunya langit.
Dari panorama alam yang bisa dinikmati tersebut, ada objek wisata tersembunyi yakni Lembah Indah yang terletak di kaki Gunung Kawi.
Wisatawan rela menempuh jarak sekitar 47 kilometer dari pusat Kota Malang, untuk bisa menikmati panorama Lembah Indah. Di tempat ini wisatawan dapat menemukan banyaknya rumah berbentuk setengah lingkaran mirip iglo atau biasa disebut glamaour camping (glamping). Bentuknya yang unik semakin membuat pengunjung betah untuk mengabadikan momen bersama teman maupun sanak keluarga.
Konsep wisata yang dihadirkan di tempat ini adalah memanfaatkan keindahan alam berupa lembah dan perbukitan serta penginapan mini berupa glamping.
Objek wisata Lembah Indah Gunung Kawi Malang ini dilengkapi berbagai fasilitas bagi pengunjung, mulai dari minimarket, restoran, mushalla, tempat bermain anak, flying fox, kebun hidroponik dan peternakan sebagai fasilitas eduwisata, hingga toilet ramah disabilitas.
Para pengunjung pun bisa memilih untuk berjalan kaki ataupun menaiki mobil wisata yang bisa menemani berkeliling di Lembah Indah secara gratis.
Wisata Lembah Indah di Kabupaten Malang, Jawa Timur yang ramah disabilitas dan anti gempa, Malang, Sabtu (18/2/2023). ANTARA/Luthfia Miranda Putri
Ubah stigma negatif
Wisata Lembah Indah sudah bisa berdiri dua tahun. Objek wisata ini diresmikan pada 25 September 2020. Sedangkan pengelolaannya dengan memberdayakan warga setempat.
General Manager Objek Wisata Lembah Indah, Yoyon Suryono, menjelaskan objek wisata ini terintegrasi, di mana didalamnya banyak pilihan wisata terutama menyatu dengan alam.
“Kita ingin mengubah opini atau pemikiran negatif masyarakat tentang Gunung Kawi yang disebut untuk mencari pesugihan. Sebenarnya itu tidak ada. Semua percaya, semuanya berasal dari Tuhan Yang Maha Esa,” ujar Yoyon.
Oleh karena itu, pihaknya berusaha menggarap potensi alam, sejarah dan berbagai unsur di kaki Gunung Kawi menjadi tempat wisata. Gunung Kawi mempunyai keindahan luar biasa, dan diyakini akan mampu mengubah stigma negatif menjadi lokasi wisata menarik bagi para wisatawan.
Yoyon menambahkan, seluruh bangunan di Lembah Indah antigempa lantaran terbuat dari kayu serta bahan bangunan yang kuat, sehingga aman bagi para wisawatan yang berkunjung.
Sementara itu, untuk pengunjung yang mengajak anak-anak, bisa belajar menanam maupun memberi makan hewan. Pengunjung keluarga bisa mencoba suasana baru menginap di tengah alam dengan harga penginapan glamping hingga villa mulai dari Rp650 ribu per malam
Lembah Indah dengan berbagai fasilitasnya bisa menjadi wisata alternatif di Kabupaten Malang, Jawa Timur, di sela kesibukan sehari-hari. “Dulunya lahan di Lembah Indah merupakan lahan penuh rumput sehingga kami tingkatkan menjadi wahana wisata edukasi,” kata Yoyon menambahkan.
Wisata Lembah Indah di Kabupaten Malang, Jawa Timur yang ramah disabilitas dan anti gempa, Malang, Sabtu (18/2/2023). ANTARA/Luthfia Miranda Putri
Toilet ramah disabilitas
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan toilet di destinasi wisata harus memiliki desain dan fasilitas yang baik, agar memenuhi standar toilet nasional sehingga dapat meningkatkan citra destinasi wisata berkualitas dan meningkatkan kunjungan wisatawan.
Wisata Lembah Indah di Kabupaten Malang, Jawa Timur yang ramah disabilitas dan anti gempa, Malang, Sabtu (18/2/2023). ANTARA/Luthfia Miranda Putri
“Hari ini saya sangat bahagia dan tersentuh, karena program kita sudah dijalankan dari awal tahun. Dengan bantuan Satgas Toilet Indonesia yang membantu pemerintah atas inisiatif sendiri, serta kemitraan bersama dunia usaha,” kata Menparekraf ketika meresmikan toilet wisata di Lembah Indah, Kabupaten Malang, Jawa Timur, sebagaimana keterangan pers yang diterima di Jakarta, Minggu (19/3).Revitalitasi toilet wisata bertujuan untuk memberikan kenyamanan kepada wisatawan, karena faktor-faktor seperti kebersihan dan keberlangsungan lingkungan, menjadi perhatian wisatawan di era kenormalan baru (new normal) akibat pandemi COVID-19, melalui penerapan aturan mengenai Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan (K4).
Menparekraf mengapresiasi penyediaan toilet baru di Lembah Indah karena memiliki toilet yang ramah disabilitas. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 tahun 2016 bahwa akses infrastruktur yang berkeadilan harus diterapkan untuk para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) beserta wisatawan, terutama penyandang disabilitas.
“Untuk disabilitas, ini dirancang lebih luas agar mobilitas penyandang disabilitas terakomodasi, terutama mereka pada saat untuk menggunakan fasilitas mandi,” ucapnya.
Sandiaga mengharapkan pula agar pelaku parekraf dapat bersinergi untuk mempercepat pemulihan sektor parekraf di Jawa Timur, khususnya Kabupaten Malang. Selain itu, juga mewujudkan toilet bersih dan higienis pada destinasi wisata yang bersih. “Harapan kita adalah partisipasi masyarakat untuk mewujudkan toilet yang bersih dan higienis,” ujar Menparekraf.
Para pelaku di Kabupaten Malang terus berbenah. Objek Wisata Lembah Indah merupakan salah satu destinasi yang diharapkan tidak saja mengubah pandangan negatif tentang wisata Gunung Kawi, tapi sudah memulai dengan penyediaan fasilitas yang lengkap dan ramah disabilitas.
Wisatawan yang tertarik menikmati keindahan Lembah Indah Malang dikenakan tiket masuk sebesar Rp 20.000 per orang. Kawasan dengan luas sekitar 18 hektare ini buka pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00-18.00 WIB , serta hari Sabtu hingga Minggu pukul 08.00-18.00 WIB.(ANTARA/Metropolitan)
0 comments