April 19, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Mensos Kunjungi Sultra, Salurkan Bantuan Rp3,7 Miliar Untuk Warga Terdampak Bencana Banjir di Konawe Utara dan Korban Konflik Sosial di Buton

IVOOX.id, Kendari - Menteri Sosial RI Agus Gumiwang Kartasasmita menyalurkan bantuan sosial perlindungan korban bencana alam banjir di Kabupaten Konawe Utara dan konflik sosial di Kabupaten Buton senilai total Rp3,7 miliar.


"Bantuan ini merupakan tahap pertama untuk Sultra, apabila nanti ada kebutuhan tambahan pemda dapat mengajukannya ke Kementerian Sosial. Saya berharap bantuan yang telah didistribusikan bertahap ini dapat meringankan beban warga sebagaimana arahan Bapak Presiden Joko Widodo bahwa sesaat setelah terjadinya bencana, Kementerian Sosial harus secepatnya melakukan langkah-langkah perlindungan sosial korban bencana," tutur Menteri dalam penyerahan bantuan yang berlangsung di Pos Komando Penanggulangan Bencana Sulawesi Tenggara di Makorem 143/HO, Kota Kendari, Selasa.


Penyerahan bantuan secara simbolis disampaikan Menteri Sosial kepada kepada Gubernur Sultra Ali Mazi disaksikan Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Harry Hikmat, Danrem 143/HO Kolonel Inf. Yustinus Nono Yulianto, Wali Kota Kendari Sulkarnain, Kepala Basarnas Kendari Djunaidi, Kepala Pelaksana BPBD Sultra Boy Ihwansyah.


Bantuan terbagi menjadi dua yakni Bantuan Penanganan Banjir di Kabupaten Konawe Utara senilai Rp1,5 miliar dan Bantuan Penanganan Konflik Sosial di Kabupaten Buton Rp2,2 miliar.


Dalam penyerahan bantuan secara sombolis ini Mensos memperlihatkan beberapa contoh bantuan logistik di antaranya makanan siap saji dalam kemasan kaleng higienis yang langsung dapat dikonsumsi, selimut untuk pengungsi, paket pakaian untuk anak, paket perlengkapan makan, dan bantuan peralatan kebersihan di antaranya gerobak dorong, selang air, gergaji, gayung air, sapu lidi bertangkai, dll.


Ia melanjutkan bantuan untuk Kabupaten Konawe Utara terdiri dari Logistik Tanggap Darurat dan Bantuan Perlengkapan Kebersihan Pengungsi. Bantuan untuk Kabupaten Buton terdiri dari Logistik Tanggap Darurat, Santunan Ahli Waris Korban Meninggal, Bantuan Keserasian Sosial, Bantuan Kearifan lokal, Bantuan Bahan Bangunan Rumah, dan Bantuan Usaha Ekonomi Produktif.


"Bantuan sudah disalurkan secara bertahap. Untuk tahap awal kami prioritaskan pengiriman bantuan logistik tanggap darurat bencana di antaranya bantuan makanan siap saji, lauk pauk, selimut, kasur, tenda gulung, dan perlengkapan anak, perlengkapan makan dan sandang," katanya.


Ia menambahkan untuk Kabupaten Buton selain bantuan logistik dan santunan ahli waris korban meninggal, juga terdapat bantuan untuk mendorong rekonsiliasi pasca konflik sosial agar tidak terulang kembali.


"Kita juga harus memberikan perhatian serius untuk peristiwa di Kabupaten Buton. Pemerintah akan mencari jalan keluar agar peristiwa di Kabupaten Butin ini tidak terjadi lagi," tegasnya.


Mensos menjelaskan Kementerian Sosial memberikan Bantuan Keserasian Lokal dan Bantuan Kearifan Lokal untuk Kabupaten Buton sebagai upaya pencegahan konflik. Tujuannya membangun dan memperkuat kerukunan warga sehingga kelak tercipta harmonisasi sosial masyarakat di aerah rawan konflik.


"Salah satunya melalui penguatan kearifan lokal dengan membangun nilai-nilai budaya lokal sebagai media dalam pencegahan konflik sosial di masyarakat," katanya.



Lima Langkah Pemerintah


Sementara itu dalam kesempatan mendampingi Mensos mengunjungi warga terdampak banjir, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat mengungkapkan ada lima langkah yang dilakukan Kementerian Sosial dalam penanganan bencana di Konawe Utara dan Buton yakni Asesmen Kebutuhan Warga, Pengerahan personel Taruna Siaga Bencana (TAGANA), Membuka Layanan Dapur Umum di lokasi pengungsian, Menyalurkan Bantuan, dan memberikan Layanan Dukungan Psikososial (LDP).


Asesmen dilakukan oleh Tim Kemensos bekerja sama dan berkoordinasi dengan dinas sosial setempat. Asesmen mencakup kebutuhan mendesak pengungsi dan pendataan warga di pengungsian. Kemudian dapur umum didirikan untuk pemenuhan kebutuhan makanan warga terdampak banjir selama mereka berada di pengungsian.


Dapur umum lapangan ini dikelola oleh personel Tagana. Dapur umum juga melayani kebutuhan makanan relawan kebencanaan serta petugas penanggulangan bencana.


"Total personel tagana yang diterjukan ke Kabupaten Konawe Utara sebanyak 26 orang dan di Kabupaten Buton sebanyak 40 orang. Tagana membantu evakuasi, memobilisasi bantuan dan juga memberikan pendampingan kepada pengungsi," kata Harry Hikmat.


Langkah berikutnya adalah LDP bagi pengungsi khususnya anak-anak di pengungsian. Layanan ini diberikan oleh Tim LDP Kementerian Sosial, Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dan relawan lainnya. Di Kabupaten Konawe Utara, LDP dilakukan di dua titik posko pengungsian dan Kabupaten Buton dilakukan di tiga titik pengungsian. Masing-masing LDP melekat dengan dapur umum lapangan di lokasi pengungsian.


Seperti diketahui hujan deras yang mengguyur Kabupaten Konawe Utara terjadi sejak Sabtu (1/6) hingga Minggu (9/6) menyebabkan meluapnya tiga sungai yaitu Sungai Lalindu, Lasolo dan Landawe sehingga mengakibatkan banjir di 6 kecamatan.


Bencana ini mengakibatkan 1.593 kepala keluarga atau 5.699 jiwa mengungsi (data per Selasa,11/6). Sebanyak 185 rumah hanyut, ratusan hektar sawah, ladang dan tambak rusak diterjang air. Banjir juga merendam 1.235 rumah, 3 pasar, dan 5 bangunan masjid. Demikian pula fasilitas umum seperti jembatan terputus, puskesmas dan gedung sekolah terendam banjir, aliran listrik dan komunikasi terputus.


Sementara itu seperti diketahui konflik sosial di Kabupaten Buton yang terjadi pada Rabu (5/6) dipicu lima kelompok masyarakat dari Desa Sampoabalo melakukan takbiran dengan membunyikan motor sangat keras, sehingga warga Desa Gunung Jaya tidak terima namun suasana dapat diredam aparat.


Sehari setelahnya, pada Kamis (6/6) seorang pemuda Desa Sampuabalo kembali ke Desa Gunung Jaya membunyikan motor dengan suara sangat keras. Aksi tersebut menjadi awal konflik di Buton. Akibat konflik sosial tersebut, sebanyak dua orang meninggal dunia, empat jiwa mengalami luka berat, 87 rumah di Desa Gunung Wijaya hangus terbakar, dan 1.416 jiwa mengungsi. Warga mengungsi di 11 titik pada 3 lokasi yakni Desa Laburunci, Desa Lapodi, dan Kelurahan Kombeli.


Usai menyerahkan bantuan secara simbolis, Mensos bersama rombongan meninjau kondisi pengungsi yang tinggal tak jauh dari Sungai Wanggu, Kelurahan Lepo Lepo, Kecamatan Baruga, Kota Kendari. Mensos menyerahkan sembako dan berdialog dengan warga, serta menemui para personel Tagana di Posko Pengungsian untuk memberikan semangat dan apresiasi atas kerja cepat mereka membantu warga terdampak banjir.


Turut mendampingi Mensos dalam kunjungan ini adalah Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat, Staf Khusus Menteri Sosial Bidang Hubungan dan Kemitraan Lembaga Luar Negeri Neil Iskandar, Staf Khusus Menteri Sosial Bidang Hukum dan Pengawasan Febri Hendri, Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Margowiyono, dan Kepala Biro Humas Sonny W. Manalu.

0 comments

    Leave a Reply