April 24, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Menristekdikti dan Menkeu Bahas Investasi Pemerintah dalam Pendidikan Tinggi

IVOOX.id, Jakarta - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menyelenggarakan Diskusi Publik sebagai salah satu rangkaian Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tahun 2018, “Membumikan Pendidikan Tinggi, Meninggikan Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia”.

Acara tersebut resmi dibuka oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir di Auditorium Gedung D Kemenristekdikti, Jakarta, Senin (7/5/2018).

Dalam sambutannya Menristekdikti mengungkapkan masalah sumber daya manusia menjadi hal yang harus diperhatikan dalam pendidikan tinggi.

Sebab, jangan sampai perguruan tinggi memasok lulusan yang keahliannya tidak dibutuhkan oleh industri. Kendati demikian, pendidikan tinggi Indonesia sendiri masih mengalami sejumlah tantangan, di antaranya terkait daya saing, kualifikasi dan kompetensi dosen, peningkatan infrastruktur pendidikan, technology readiness dan lain sebagainya.

“Kemenristekdikti menugaskan kepada Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti untuk konsentrasi pada peningkatan mutu dosen, melalui berbagai skema seperti beasiswa juga mendorong riset dengan kolaborasi bersama profesor berkelas dunia. Hal ini sangat penting karena mutu dosen akan menentukan reputasi pendidikan tinggi kita di kancah dunia,” ujar Menteri Nasir.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Nasir mengamanahkan kepada para rektor serta koordinator kopertis yang hadir untuk memperhatikan para profesor untuk terus melakukan riset dan publikasi.

Selain itu, bagi dosen yang belum profesor harus terus didorong untuk menjadi profesor karena saat ini proporsi dosen Indonesia masih didominasi lulusan S-2, yakni sebanyak 189.627 orang. Padahal, lanjut Menteri Nasir, profesor memiliki kontribusi besar dalam meningkatkan daya saing bangsa.

“Kemenristekdikti sudah melakukan berbagai terobosan, seperti beasiswa S-2 ke S-3 atau Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul yang diperuntukkan bagi calon dosen. Kualitas lulusan program ini nyatanya tidak kalah baik dari mahasiswa lulusan kampus luar negeri. Di sisi lain kita masih memiliki sekira 30 ribu lebih dosen yang masih lulusan S-1. Ini tantangan kita bersama, termasuk memetakan SDM, meningkatkan integritas, dan menyelesaikan masalah infrastruktur seperti gedung-gedung kampus yang mangkrak yang nilainya mencapai Rp9 triliun,” ucap Menteri Nasir.

Postur anggaran Kemenristekdikti untuk tahun 2018 sendiri adalah Rp41,28 triliun, di mana Rp40,39 triliun di antaranya untuk sektor pendidikan dan sisanya digunakan untuk riset teknologi.

Menteri Nasir memaparkan, anggaran tersebut akan digunakan secara efektif, terutama dalam alokasi beasiswa bidikmisi dan afirmasi untuk pelajar Papua. Sementara di sektor riset, Menteri Nasir mengakui masih perlu ditingkatkan jika ingin unggul dalam daya saing bangsa.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani secara khusus memberikan arahannya terkait Investasi Pemerintah dalam Pembangunan Sumber Daya Manusia Indonesia.

Menkeu menjelaskan bahwa anggaran bukan satu-satunya penentu untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Lebih lanjut, seluruh komunitas pendidikan tinggi harus bekerja sama untuk membangun strategi serta tata kelola yang baik.

“Saya ingin agar komunitas pendidikan tinggi memiliki strategi sehingga dalam investasi melalui pendidikan ini berhasil. Kita semua tentu tidak ingin hanya membelanjakan uang yang kita punya, tetapi pada akhirnya tidak menghasilkan sumber daya manusia yang mumpuni,” tutur Menkeu.

0 comments

    Leave a Reply