October 20, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Menilik Proses Pembuatan Susu Ikan dari Hulu ke Hilir

IVOOX.id - Susu ikan mungkin terdengar asing di telinga banyak orang, tetapi belakangan ini produk ini menjadi perbincangan hangat. Di balik namanya yang unik, susu ikan ternyata bukan susu seperti yang biasa kita bayangkan. Ini adalah minuman protein yang dibuat dari ikan segar dan diproses menjadi hidrolisat protein ikan (HPI). PT Berikan Bahari Indonesia, sebuah perusahaan lokal, menjadi pionir dalam memproduksi dan memasarkan susu ikan ini sejak Agustus 2023.

Ivoox.id berkesempatan untuk mengunjungi pabrik PT Berikan Bahari Indonesia yang terletak di Kecamatan Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat. Di pabrik ini, diperlihatkan secara langsung proses pengolahan ikan menjadi HPI, yang kemudian diolah lebih lanjut menjadi susu ikan. Meski terdengar sederhana, proses ini melibatkan teknologi canggih dan inovasi untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi.

Ikan Petek, Dulu Diremehkan, Sekarang jadi Sumber Protein Susu Ikan

Di pabrik PT Berikan Bahari Indonesia, ikan yang digunakan untuk membuat HPI bukanlah jenis ikan mahal seperti salmon atau tuna. Sebaliknya, perusahaan ini memanfaatkan ikan petek, sejenis ikan bernilai ekonomis rendah yang sering diabaikan. Menurut Mafatihul Khoiri, Plan Manager Berikan Bahari Indonesia, ikan petek dipilih karena ketersediaannya yang melimpah serta harganya yang terjangkau."Setiap ikan yang kami terima dari nelayan, kami sortir untuk memastikan kesegarannya. Setelah itu, ikan ditimbang dan masuk ke proses penggilingan," ujar Fatih, saat ditemui di pabrik pada Rabu, (18/9/2024).

Ikan yang digunakan hanya diambil dagingnya, sementara bagian jeroan dibuang. Proses pengolahan dimulai dengan menggiling ikan hingga menjadi bubur. Bubur ikan ini kemudian dimasukkan ke mesin hidrolisat, yang bertugas memisahkan protein dari tulang ikan. Setelah itu, protein yang telah dipisahkan ini akan diubah menjadi cairan, sebelum akhirnya dikeringkan menjadi bubuk menggunakan mesin feed tank spray dryer.

Teknologi di Balik Proses Pembuatan

Inovasi teknologi menjadi kunci keberhasilan pengolahan susu ikan ini. Proses enzimatis yang digunakan untuk memecah protein menjadi rantai peptida yang lebih pendek merupakan tahapan penting dalam menghasilkan hidrolisat protein ikan berkualitas. "Proses ini memungkinkan kami untuk menghasilkan protein yang lebih mudah diserap oleh tubuh," jelas Yogie Arry, Founder Berikan Bahari Indonesia.

Setelah menjadi bubuk, HPI dikirimkan ke pabrik di Bekasi untuk diolah menjadi susu ikan. Di sini, bubuk HPI dicampur dengan bahan-bahan lain seperti gula, perasa, dan krim melalui metode dry mixing. Saat ini, susu ikan hadir dalam dua varian rasa, yaitu stroberi dan cokelat.

Namun, tantangan terbesar dalam pembuatan susu ikan adalah menyamarkan bau amis ikan. Iwa Sudarmawan, Chief Research and Development (RnD) PT Berikan Bahari Indonesia, menjelaskan bahwa perisa ditambahkan untuk menutupi aroma khas ikan. "Kami menggunakan perisa khusus untuk mengurangi bau amis, sehingga susu ikan ini tetap enak dikonsumsi," ujarnya.

Produksi Besar untuk Pasar yang Lebih Luas

Dalam sehari, PT Berikan Bahari Indonesia mampu memproduksi hingga 1 ton bubuk HPI. Dalam sebulan, total produksi bubuk protein ini bisa mencapai 30 ton, yang setara dengan 90 ton ikan segar. Angka produksi yang besar ini memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan pasar, baik untuk produk susu ikan maupun produk-produk lainnya seperti kue dan cilok ikan.

Susu ikan yang diproduksi kemudian dikemas dalam kemasan praktis dan dijual dengan merek Surikan. Di pasaran, satu kemasan susu ikan berukuran 350 gram dijual seharga Rp120.000. Meski harga ini mungkin terkesan tinggi, kualitas dan manfaat nutrisinya tidak bisa diremehkan. Surikan diklaim memiliki kandungan gula yang lebih rendah dibandingkan susu kemasan lainnya. "Dalam setiap sajian, kandungan gulanya hanya sekitar 8 gram, jauh lebih rendah dari susu kemasan biasa yang bisa mencapai 18-20 gram," kata Iwa.

Menjawab Tantangan Gizi di Indonesia

Tidak hanya dipasarkan secara komersial, susu ikan juga menjadi bagian dari program pengentasan malnutrisi dan stunting di Indonesia. Sejak diluncurkan pada Agustus 2023, produk ini telah menjadi bagian dari inisiatif Berikan Protein, yang berfokus pada upaya peningkatan gizi masyarakat, khususnya anak-anak.

Yogie menegaskan bahwa produk susu ikan ini merupakan jawaban atas tantangan gizi yang dihadapi Indonesia, terutama di daerah-daerah yang memiliki angka stunting tinggi. "Kami berharap susu ikan ini bisa menjadi solusi bagi masalah malnutrisi yang ada, terutama di kalangan anak-anak," ujarnya.

Produk ini sudah tersedia di berbagai platform e-commerce dan mendapatkan perhatian luas dari konsumen yang peduli akan pentingnya gizi.

Berdiri sejak 2021, pabrik PT Berikan Bahari Indonesia di Indramayu adalah hasil dari penelitian panjang yang dimulai pada tahun 2017. Setelah melalui berbagai uji coba dan pengembangan, akhirnya pada tahun 2023, produk susu ikan ini resmi diluncurkan.

Melalui inovasi ini, PT Berikan Bahari Indonesia membuktikan bahwa produk lokal dengan bahan baku sederhana seperti ikan petek dapat memiliki potensi besar untuk mempengaruhi kesehatan dan gizi masyarakat. Dengan dukungan teknologi dan semangat inovasi, susu ikan tidak hanya menjadi produk unik, tetapi juga solusi nyata untuk masa depan gizi yang lebih baik di Indonesia.***

Foto, Video dan Teks:

IVOOX/Fahrurrazi Assyar

0 comments

    Leave a Reply