May 19, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Mandiri Inginkan BI Kerek Suku Bunga

IVOOX.id, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mendesak Bank Indonesia (BI) untuk segera mengetatkan kebijakan moneternya melalui suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate sebagai upaya mengurangi tekanan faktor eksternal yang berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah yang hampir menyentuh angka Rp14.000 per USD, telah berdampak pada penyaluran kredit valuta asing (valas).

“Nasabah-nasabah yang terima loan valas ini sebagian besar revenuenya di valas. Jadi hampir 89 persen nasabah yang kredit valas itu terimanya di valas. Nah yang harus dichallenge adalah nasabah yang masih pake impor barang modal,” tutur Kartika di Jakarta, Selasa (24/4/2018).

Selain itu, Tiko biasa dia disapa menyatakan, suku bunga bank sentral AS (The Fed) yang sudah mengalami kenaikan satu kali ditahun ini juga harus direspon BI melalui kebijakan moneternya.

Apalagi, menurut proyeksi global, The Fed juga akan kembali menaikkan suku bunganya sebanyal tiga kali lagi di tahun ini.

“Jadi kami melihat Fed Fund Rate (FFR) ini kan naik. Nah ekspetasinya apakah BI akan mengikuti kenaikan FFR. Menurut kami, dalam suatu kuarter ke depan, BI harus merespon dengan kenaikan suku bunganya,” terang Tiko.

Dia menyampaikan, kendati suku bunga acuan BI 7-day Repo Rate akan naik, namun Bank Sentral tak perlu khawatir akan bunga simpanan dan kredit perbankan. Sejatinya, tambah dia, suku bunga simpanan dan pinjaman tidak akan serta merta naik lantaran demand (permintaan) kredit saat ini masih lemah.

“Ketika BI naikkan suku bunganya, belum tentu akan direspon dengan kenaikkan suku bunga kredit dan depositonya. Jadi ini tergantung karena demandnya. Jadi dalam jangka menengah BI harus merespon dengan menyesuaikan suku bunganya,” jelas dia. (ava)

0 comments

    Leave a Reply