May 4, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Malindo Investasikan US$50 Juta untuk Bangun Fasilitas Corn Dryer

iVOOXid, Jakarta – PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) mengalokasikan investasi US$50 juta pada 2017 untuk membiayai pembangunan fasilitas pengeringan jagung (corn dryer) dan pembangunan fasilitas peternakan.

“Ekspansi usaha perseroan akan ditujukan untuk mendongkrak produksi ayam potong dan mengamankan pasokan jagung sebagai bahan baku pakan ternak,” ujar Rudy Hartono, Direktur Utama MAIN, dalam acara paparan publik di Jakarta, Selasa (20/06/2017).

Rudy mengemukakan, sekitar 70% dari nilai investasi tersebut, atau sekitar US$35 juta, berasal dari pinjaman bank-bank yang menjadi kreditur perseroan, yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank CIMB-Niaga Tbk (BNGA) dan PT Bank UOB Indonesia. Sisanya sekitar US$15 juta, berasal dari kas internal perseroan.

“Kami akan bangun corn dryer di sentra-sentra produksi jagung nasional. Saat ini, kami sudah mengoperasikan corn dryer di Makassar, Sulawesi Selatan. Disamping itu, kami juga akan menguji coba fasilitas serupa berkapasitas 30.000 ton di Semarang, Jawa Tengah,” papar Rudy.

Rudy mengungkapkan, pembangunan corn dryer merupakan investasi yang strategis bagi perseroan pasca pemerintah memutuskan untuk menutup impor jagung dan mendorong swasembada jagung lokal. Keputusan itu akan mendorong industri pakan ternak untuk membangun corn dryer guna menurunkan kadar air jagung lokal yang ditanam petani.

“Memang investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan satu fasilitas pengeringan jagung seperti ini mencapai puluhan miliar rupiah. Akan tetapi, fasilitas ini dapat memotong rantai distribusi sehingga dapat lebih dekat lagi ke pabrik pakan kami. Dengan demikian, kami dapat melakukan efisensi produksi,” tutur Rudy.

Rudy mengatakan, manajemen MAIN tidak akan menambah pabrik pakan ternak tahun ini guna memperbesar kapasitas produksi. Pasalnya, fasilitas produksi perseroan saat ini dapat memproduksi pakan ternak dengan volume yang lebih besar.

Disamping itu, Rudy juga menjelaskan, kapasitas pabrik makanan olahan perseroan saat ini berkisar 5.000-6.000 ton per tahun. Manajemen MAIN tidak berencana untuk meningkatkan kapasitas produksi pabrik tersebut.

“Kapasitas produksi sebesar itu baru berasal dari dua lini produksi yang beroperasi. Kapasitas produksi pabrik makanan olahan tersebut dapat diperluas lagi hingga mencapai 20.000-24.000 ton per tahun. Kemungkinan kami akan perluas pada 2018, jika penjualan terus menunjukkan peningkatan,” pungkas Rudy.[abr]

0 comments

    Leave a Reply