April 19, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Lorena Operasikan Bis Tingkat untuk Boutique Mass Transportation

<strong>iVOOXid, Jakarta – PT Eka Sari Lorena Transport Tbk (LRNA) mengoperasikan armada bus tingkat (double decker bus) jenis Mercedes Benz OC500 RF2542 untuk mengubah strategi bisnisnya dari layanan mass public transportation menjadi boutique mass transportation pada 2017.</strong>

“Karena itu, kami secara berangsur-angsur akan mengubah layanan dari kelas eksekutif menjadi kelas super eksekutif untuk meningkatkan tingkat pelayanan kepada para pelanggan,” ujar G.T. Soerbakti, Direktur Pelaksana dan Keuangan LRNA, Senin (03/07/2017).

Soerbakti mengemukakan, strategi bisnis lainnya adalah memperkuat dan menambah jumlah armada bus di BRT (bus rapid transport) seperti TransJakarta. Disamping itu, manajemen LRNA juga akan memperkuat armada untuk rute jangka pendek, termasuk menjajaki kemungkinan masuk di Jakarta Residence Connection dan Jakarta Airport Connection yang diselenggarakan oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ).

Soerbakti menjelaskan, manajemen LRNA juga akan memperkuat Digital Marketing & e-Ticketing, yaitu sistim penjualan tiket secara on-line yang dilaksanakan bekerjasama dengan AlfaMart dan Indomaret serta memperkuat kerjasama dengan ESL Cargo & ESL Logistic.

“Kami juga akan menjajaki kemungkinan untuk melakukan ekspansi ke bidang lainnya di industri non-transportasi namun secara tidak langsung akan berkaitan dengan industri transportasi,” tukas Soerbakti.

Pada 2016, kinerja sektor transportasi darat pada umumnya mengalami penurunan. Hal itu juga dirasakan oleh perseroan yang mengalami penurunan pendapatan menjadi Rp126,77 miliar dibandingkan posisi pada 2015 sebesar Rp163,03 miliar.

Penurunan itu disebabkan oleh penurunan pendapatan usaha di segmen bisnis antarkota antarprovinsi (AKAP) sebesar 23,44% dari Rp140,276 miliar pada 2015 menjadi Rp107,387 miliar pada 2016 dan penurunan di segmen bisnis Busway TransJakarta sebesar 14,58% dari Rp17,42 miliar pada 2015 menjadi Rp14,88 miliar di 2016.

“Penurunan pendapatan di semua segmen bisnis mengkibatkan perseroan merugi Rp28 miliar pada 2016. Karena itu, kami akan menutup semua rute yang mengakibatkan penurunan pendapatan perseroan. Sementara itu, berbagai rute baru yang dijalankan perseroan masih membutuhkan waktu untuk penetrasi pasar,” papar Soerbakti.

Menurut Soerbakti, penurunan pendapatan pada 2016 karena semakin ketatnya persaingan antar sesama operator transportasi darat AKAP seiring dengan peningkatan pesat pembangunan jalan tol di Pantura menuju Jawa Timur dan Jawa Tengah.

“Disamping persaingan bisnis yang semakin ketat, para operator transportasi darat AKAP juga harus bersaing ketat dengan moda transportasi lainnya, seperti kereta api dan transportasi penerbangan berbiaya murah,” pungkas Soerbakti.[abr]

0 comments

    Leave a Reply