May 20, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Lanjutkan Penurunan Tajam Sesi Sebelumnya, Harga Minyak Turun di Asia

IVOOX.id, Singapura - Harga minyak turun di perdagangan Asia pada Jumat pagi, memperpanjang kemerosotan tajam sesi sebelumnya, tertekan melonjaknya produksi AS dan peningkatan pasokan yang diperkirakan dari klub produsen OPEC serta menempatkan minyak mentah di jalur untuk penurunan minggu kedua.

Minyak mentah berjangka Brent diperdagangkan di 70,56 dolar AS per barel pada pukul 01.27 GMT (08.27 WIB), turun 19 sen AS atau 0,3 persen, dari penutupan terakhir mereka. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun tujuh sen AS menjadi 61,74 dolar AS per barel.

Kedua acuan minyak mentah kehilangan nilai hampir tiga persen di sesi sebelumnya.

"Harga minyak telah jatuh karena tekanan rekor tingkat produksi AS terus membebani," kata Mihir Kapadia, kepala eksekutif Sun Global Investments.

Produksi minyak mentah AS mencapai rekor 12,3 juta barel per hari (bph) minggu lalu, naik sekitar dua juta barel per hari selama setahun terakhir. Ekspor minyak mentah AS menembus tiga juta barel per hari untuk pertama kalinya tahun ini, menurut data dari Badan Informasi Energi AS (EIA).

Para analis mengatakan pasokan AS akan naik lebih lanjut karena infrastruktur ekspornya ditingkatkan.

"Salah satu hal yang dapat kita saksikan dalam waktu dekat adalah penghilangan penyebab kemacetan cekungan Permian di AS melalui jaringan pipa dan kapasitas ekspor baru. Ini akan menghubungkan basin serpih terbesar di dunia dengan pasar minyak global," kata Will Hobbs, kepala investasi untuk Barclays Investment Solutions.

Meningkatnya produksi minyak AS telah membantu mengimbangi beberapa gangguan dari sanksi AS terhadap Iran dan Venezuela, dan dari pemotongan pasokan yang dipimpin oleh klub produsen Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang didominasi Timur Tengah, yang dimulai pada Januari.

Meskipun ada gangguan dan kenaikan tajam harga minyak di bulan-bulan pertama tahun ini, beberapa analis mengatakan risiko harga jangka panjang terhadap minyak mentah cenderung menurun.

Erik Norland, ekonom senior di bursa derivatif komoditas CME Group, mengatakan "kenaikan 130 persen dalam produksi AS karena revolusi minyak serpih (shale oil)" selama dekade terakhir telah menciptakan risiko penurunan yang kuat dan konstan terhadap harga minyak, yang terlihat dalam posisi-posisi perdagangan bursa.

"Pengamat pasar minyak mungkin terkejut menemukan bahwa selama dekade terakhir, penempatan opsi out-of-the-money (OTM) lebih mahal daripada OTM calls 92,5 persen untuk minyak mentah," katanya.

"Dengan kata lain, pedagang minyak telah menghabiskan lebih banyak waktu selama dekade terakhir khawatir tentang risiko penurunan daripada harga yang mengarah lebih tinggi," tambah Norland.(Antara)

0 comments

    Leave a Reply