May 2, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Laju Rupiah Kendor Turut Lemahkan Harga Obligasi

IVOOX.id, Jakarta - Masih melemahnya laju rupiah membuat pergerakan pasar obligasi dalam negeri cenderung loyo.

"Meski terjadi aksi beli, namun terbatas dan belum mampu menahan pelemahan yang terjadi," kata Reza Priyambada, analis senior Binaartha Sekuritas di Jakarta, Kamis (22/2/2018).

Adapun untuk pergerakan masing-masing tenor ialah untuk tenor pendek (1-4 tahun) imbal hasilnya rata-rata turun -0,14 bps; tenor menengah (5-7 tahun) naik 1,34 bps; dan panjang (8-30 tahun) naik 1,50 bps.

"Aksi beli tipis dapat membawa laju pasar obligasi ke zona hijau, terutama pada sejumlah obligasi acuan," ujarnya.

Pada FR0063 yang memiliki waktu jatuh tempo ±10 tahun dengan harga 99,53% memiliki imbal hasil 5,73% atau turun -0,02 bps dari sebelumnya di harga 99,46% memiliki imbal hasil 5,74%.

Untuk FR0075 yang memiliki waktu jatuh tempo ±20 tahun dengan harga 103,21% memiliki imbal hasil 7,20% atau turun -0,004 bps dari sehari sebelumnya di harga 103,16% memiliki imbal hasil 7,19%.

Pada Rabu (21/2/2018), rata-rata harga obligasi Pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price turun -0,04 bps di level 118,93 dari sebelumnya di level 118,98.

Sementara itu, rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price turun -0,03 bps di level 110,27 dari sebelumnya di level 110,298.

Pergerakan imbal hasil SUN 10Yr berada di level 6,43% dari sebelumnya di level 6,53% dan US Govn’t bond 10Yr di level 2,95% dari sebelumnya di level 2,89% sehingga spread di level kisaran 347,8 bps lebih rendah dari sebelumnya 363,9 bps.

Sedangkan pada laju imbal hasil obligasi korporasi, pergerakannya kembali variatif. Pada obligasi korporasi dengan rating AAA dimana imbal hasil untuk tenor 9-10 bergerak naik di kisaran level 8,06%-8,11%.

Lalu, obligasi korporasi dengan rating AA untuk tenor 9-10 tahun, imbal hasilnya di kisaran level 8,95%-9,00%. Untuk imbal hasil pada rating A dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 10,00%-10,03%, dan pada rating BBB di kisaran 12,60%-12,98%.

Pergerakan pasar obligasi masih dimungkinkan dapat kembali tertahan kenaikannya seiring masih meningkatnya imbal hasil obligasi AS. Di sisi lain, pergerakan rupiah yang masih melemah juga turut memberikan sentimen negatif.

Diharapkan aksi jual dapat lebih berkurang agar pergerakan pasar obligasi tidak melemah terlalu dalam dan aksi beli dapat lebih ditingkatkan untuk membawa pergerakan sejumlah seri kembali ke zona hijaunya.

"Tetap mewaspadai sejumlah sentimen yang masih dapat menahan kenaikan sejumlah seri obligasi, terutama dari potensi kenaikan imbal hasil obligasi AS," imbuhnya. (jaw)

0 comments

    Leave a Reply