April 24, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Lagi Kecelakaan Kapal Motor di Danau Toba, Fadli Zon: Benahi Transportasi Laut

IVOOX.id, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon menyampaikan keprihatinan karena tenggelamnya kembali kapal motor di Danau Toba pada Jumat (22/6) malam. Dengan adanya kecelakaan kapal motor berturut-turut, dia menilai pemerintah sudah waktunya membenahi keselamatan angkutan laut.

"Terkait kecelakaan KM Sinar Bangun, saya baca pemerintah sudah memberi pernyataan akan memberikan santunan bagi para korban dan jaminan biaya perawatan. Kebijakan tersebut memang sudah seharusnya dilakukan pemerintah. Namun, selain memberikan santunan dan jaminan untuk para korban, hal mendesak yang perlu segera dilakukan pemerintah adalah membenahi sektor transportasi laut (termasuk danau)," katanya melalui siaran pers, Jakarta, Sabtu (23/6/2018).

Dia pun menyinggung pemerintah yang mengklaim berhasil membangun poros maritim termasuk infrastruktur di laut. Namun menurutnya kenyataannya angka kecelakaan di perairan masih terus terjadi.

Fadli Zon mencatat dalam kurun bulan Juni 2018 saja, ada empat kasus tenggelamnya kapal yang mengangkut penumpang.

"Selain kecelakaan KM Sinar Bangun dan KM Ramos, kurang dari seminggu sebelumnya juga terjadi kasus tenggelamnya KM Albert di Pulau Maspari, Sumatera Selatan, dan KM Arista yang tenggelam di Perairan Gusung, Kecamatan Ujung Tanah, Makassar. Menurut saya, kecelakaan laut beruntun yang terjadi menjelang dan sesudah Lebaran ini perlu dievaluasi serius," paparnya.

Dia mengatakan, angka kecelakaan untuk transportasi laut di tahun lalu saja naik hampir 100 persen jika dibandingkan angka tahun 2016. Menurut data Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), pada 2016 jumlah kecelakaan laut hanya sebanyak 18. Namun sepanjang 2017, angkanya meningkat menjadi 34 kecelakaan.

"Sebagai catatan, jumlah kecelakaan laut sejak 2012-2017 terdata sebanyak 107 kecelakaan, terdiri dari kasus 29 kapal tenggelam, 40 kapal terbakar, 24 kapal tubrukan, 10 kapal kandas dan 4 lain-lain. Secara keseluruhan, jumlah korban meninggal sebanyak 931, dan korban luka-luka 631. Ini catatan buruk," paparnya.

Untuk itu, politisi Gerindra itu menyampaikan ada beberapa hal yang perlu dievaluasi. Dia menilai KNKT semestinya tak lagi hanya menyelidiki soal penyebab terjadinya kecelakaan, tapi juga mengevaluasi prosedur boleh tidaknya sebuah kapal berlayar.

Sebab, mengacu pada UU No. 17/2008 tentang Pelayaran, otoritas pelabuhan dan syahbandar mengemban fungsi pengawasan tersebut.

"Dalam kasus KM Sinar Bangun, misalnya, menurut Kementerian Perhubungan kapasitas kapal tersebut hanya 43 penumpang, tapi dijejali lebih dari 192 penumpang. Atau, dalam kasus KM Arista, kapal tersebut bukanlah kapal penumpang, tapi kemudian dijadikan kapal penumpang. Sehingga, saat terjadi kecelakaan kapal tidak menyediakan perlengkapan keselamatan memadai," paparnya.

Diketahui selang empat hari sejak terjadinya kasus tenggelamnya Kapal Motor (KM) Sinar Bangun, pada Jumat malam, 23 Juni 2018, kembali terjadi kecelakaan KM Ramos Risma Marisi juga di perairan Danau Toba.Berdasarkan data dari Kantor SAR Medan, sejauh ini jumlah korban selamat KM Sinar Bangun ada 19 orang, 3 orang ditemukan meninggal dunia, dan masih ada sekitar 184 orang yang dalam proses pencarian. Sementara, korban hilang KM Ramos tercatat 1 orang, 4 lainnya selamat.

0 comments

    Leave a Reply