April 26, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Laga Lawan Benfica Jadi Pembuktian Dominasi Muenchen di Grup E

 

IVOOX.id, Lisbon - Jawara Jerman, Bayern Muenchen, tergolong salah satu tim unggulan yang mendapatkan hasil undian grup cukup menguntungkan di Liga Champions musim 2018-2019. Lawan-lawan mereka di Grup E boleh dibilang cukup ringan karena hanya akan menghadapi Benfica (Portugal), Ajax (Belanda), dan AEK Athens (Yunani), sehingga grup tersebut tak ubahnya menjadi panggung pembuktian dominasi Muenchen di antara lawan-lawan mereka yang cenderung inferior di atas kertas.

Secara catatan pertemuan, Muenchen belum pernah bertemu dengan AEK di kompetisi antarklub Eropa, sementara melawan Ajax mereka imbang dalam delapan pertemuan yakni tiga kali menang, dua imbang dan tiga kalah.  Kendati demikian, Ajax dan sepak bola Belanda pada umumnya pamornya kian meredup dalam kompetisi antarklub Eropa.

Muenchen memiliki bekal amat positif menyongsong laga pembukanya dalam rangkaian penyisihan Grup E dengan menghadapi Benfica di Stadion da Luz, Lisbon, Portugal, Kamis (20/9) dini hari WIB, nanti. Dalam catatan delapan kali pertemuan kedua tim di kompetisi Eropa, Munchen meraup lima kemenangan, sisanya ditahan imbang.

Tiga pemain Muenchen dirundung cedera dan akan absen dari laga tersebut yakni Kingsley Coman, Rafinha dan Corentin Tolisso, sedangkan Leon Goretzka meski turut serta ke Lisbon baru saja mengalami masalah dengan pinggulnya. Kendati sejumlah pemain hilang dari pilihannya, pelatih anyar Muenchen, Niko Kovac, bertekad meraih kemenangan di laga pembuka.

“Laga pertama fase grup selalu penting apapun kompetisinya. Hasilnya akan membuat Anda lebih tenang atau malah sebaliknya. Kemenangan bakal jadi hasil penting," kata Kovac sebagaimana dilansir laman resmi Muenchen.

Kovac juga mendapat dukungan penuh dari para pemain termasuk kiper dan juga kapten Manuel Neuer. “Hasilnya akan sangat penting bagi dia. Kami akan berusaha meraih kemenangan untuknya," kata Neuer.

Kemenangan tentu saja menjadi langkah pertama Muenchen untuk membuktikan dominasi mereka di Grup E. Kendati berada dalam posisi tak diunggulkan, penyerang Rafa Silva mengaku tidak ingin memasuki pertandingan dengan kondisi mental sudah kalah. “Kami memasuki setiap pertandingan dengan keinginan memenanginya. Kami juga percaya bisa menang lawan Muenchen," kata Rafa Silva.

Sementara sayap Benfica, Eduardo Salvio, mengenang pertemuan dengan Muenchen pada 2015-2016 lalu ketika kalah 0-1 di Jerman dan lantas menahan imbang lawan di Lisbon. “Saya memiliki kenangan baik atas pertandingan-pertandingan itu sebab saya sangat senang bersaing di level tertinggi dan kedua laga itu sangat intens," kenang Salvio.

Benfica juga dihadapkan permasalahan cedera yang membayangi tiga pemainnya yakni Sebastien Corchia, Facundo Ferreyra dan Fillip Krovinovic, sementara penyerang Nicolas Castilo juga diragukan cukup pulih.

Sementara Muenchen mengusung ambisi melanggengkan hegemoni mereka, Ajax membawa misi untuk mengembalikan pamor klub-klub Belanda di Liga Champions. Musim ini untuk pertama kalinya sejak 2010-2011 Belanda mengirimkan dua tim di fase penyisihan grup Liga Champions.

Meski secara kolektif tim-tim Belanda sudah mengoleksi enam trofi Liga Champions, namun lima di antaranya diraih di masa kompetisi itu masih bernama European Champion Clubs Cup. Belakangan bisa lolos dari fase penyisihan grup pun sudah menjadi prestasi bagi tim-tim Belanda di Liga Champions.

Setelah PSV Eindhoven gagal mengawali kiprah tim Belanda dengan baik dan ditaklukkan Barcelona 0-4 di Nou Camp, tim besutan Erik ten Hag berambisi untuk mengampu tugas mulia itu di tangan mereka.

Hitung-hitungan kasar Ten Hag adalah jika Ajax ingin lolos dari fase grup mereka harus memenangi semua laga kandang, dan pertandingan menjamu AEK di Stadion Johan Cruijff menjadi tantangan pertama. Kedua tim belum pernah bertemu sebelumnya namun Ten Hag menilai runner up Liga Yunani musim lalu itu tim pilihan Eropa. “Kami percaya diri, namun kami tidak boleh berpikir kami pasti menang. Hanya tim-tim terbaik yang bermain di Liga Champions," kata Ten Hag di laman resmi klub.

Sementara Ajax mengusung ambisi pamor kolektif, AEK yang akhirnya kembali ke Liga Champions setelah menepi selama satu dekade dan pelatih Marinos Ouzounidis bertekad untuk tak hanya bertahan dan menciptakan kesempatan meski tampil di kandang lawan. “Di laga-laga sebelumnya lawan Ajax tidak bisa mencetak gol. Jika kami ingin hasil bagus, maka kami harus menciptakan peluang mencetak gol," katanya. (luthfi ardi)

0 comments

    Leave a Reply