May 21, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Komersialisasi untuk Industri, Motor Listrik Bakal Diproduksi Massal Akhir 2018 

IVOOX.id, Semarang  - Sepeda motor listrik "Gesits" buatan anak bangsa ditargetkan sudah bisa diproduksi massal pada akhir 2018. Produk tersebut merupakan salah satu wujud hilirisasi dan komersialisasi untuk industri.

Demikian disampaikan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir usai menyampaikan orasi ilmiah bertajuk "Membangun Reputasi Internasional Perguruan Tinggi Merekat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Universitas Negeri Semarang (Unnes). "Insya Allah, akhir 2018 sudah 'mass production' yang dilakukan di bawah koordinasi PT Wikon dan Garansindo. Kalau risetnya, dari Universitas Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)," katanya di Semarang, Kamis (29/3/2018)

Dia menjelaskan, riset yang dilakukan perguruan tinggi saat ini harus mengarah kepada kebutuhan industri.

"Kami mengkoordinasi seluruh kementerian dan lembaga di bawah koordinasi Menristek Dikti untuk membuat rencana induk riset nasional. Lebih pas kalau riset ke depan hilirisasi dan komersialisasi untuk dunia industri," ujar mantan Rektor terpilih Universitas Diponegoro Semarang (Undip) itu.

Nasir mencontohkan rancangan motor listrik yang sudah sangat dibutuhkan seiring dengan konsumsi energi sepeda motor dan mobil sekitar 35 persen dari total konsumsi energi nasional.

"Semua orang pakai motor dan mobil menggunakan bahan bakar minyak. Kalau bisa dihemat dengan listrik bisa bergeser ke listrik, berarti kita mampu melakukan penghematan energi yang luar biasa," katanya.

Gesits Technologies Indo adalah anak perusahaan Garansido Group yang khusus mengurusi segala hal terkait motor listrik Gesits.

Tak hanya motor listrik, Mensristek mengatakan mobil listrik nasional (molina) juga sudah disiapkan untuk mengurangi beban energi, termasuk penyiapan suplai listrik yang mencukupi.

"Problemnya, siapa yang menyediakan listrik? Kami sudah panggil PLN, panggil Pertamina. Bagaimana penyediaan energi listriknya supaya nanti 'charging' (pengisian listrik, red.) bisa di mana-mana dilakukan dengan mudah," katanya.

Diakui Nasir, proses "recharging" motor dan mobil listrik masih membutuhkan waktu lama, sekitar 3-4 jam/kendaraan, sementara di luar negeri proses pengisian daya listrik hanya 5-7 menit.

"Peneliti saya tantang, ke depan bagaimana. 'Recharge' kalau di negara lain cukup 5-7 menit/kendaraan, sangat cepat sekali. Apa yang harus dilakukan, kolaborasi dengan perguruan tinggi luar negeri," imbuhnya. (jaw)

0 comments

    Leave a Reply