KLHK Lakukan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Lokasi Sulit dan Kritis
IVOOX.id, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah melakukan kegiatan Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (DASHL) secara massif di seluruh wilayah Indonesia. Sebagian besar lokasi berada di daerah yang sulit akses dan kritis mempertahankan fungsi lindungnya.
Salah satu kegiatan RHL dilaksanakan oleh BPDASHL Indragiri Rokan, yang memiliki jangkauan wilayah kerja di Riau dan Sumatera Barat. Untuk memastikan bahwa pelaksanaan RHL berjalan dengan baik, dilakukan monitoring evaluasi RHL ke beberapa lokasi, diantaranya Taman Nasional Taman Nasional Tesso Nilo (Pelalawan-Riau), Kab.Pasaman dan Kab.Solok (Sumatera Barat).
''Hampir di semua lokasi RHL ini sulit akses dan kritis. Bibit kadang hanya bisa dibawa dengan menggunakan sepeda motor, bahkan pada beberapa lokasi, bibit harus dipikul dengan berjalan kaki. Ini pekerjaan yang sulit dan jauh dari jangkauan publik. Benar-benar kerja ekstra untuk memastikan tiap bibit pohon hidup dan tumbuh dengan baik,'' kata Tenaga Ahli Menteri LHK, Afni Zulkifli, Sabtu (27/3/2021) menyampaikan hasil kunjungannya ke lokasi RHL di Sumatera Barat.
Pelaksanaan Monev RHL dilaksanakan TAM LHK bersama dengan Plt Kepala BPDASHL Indragiri Rokan, Afnan Dharma Putra; Kasi RHL Desmantoro, Kadis LHK Provinsi Sumbar Yozarwardi, para KKPH, mitra pelaksana, kelompok tani dan masyarakat.
Per tanggal 22 Maret 2021, RHL pemeliharaan tahun kedua (P2) di BPDASHL Indragiri Rokan sudah terpelihara luasan 6.038 ha. Adapun jumlah orang terlibat 1.057 orang, dan Hari Orang Kerja (HOK) 20.409. Target pelaksanaan mencapai 15.100 ha.
Sedangkan untuk penanaman tahun berjalan (RHL P0), sudah terealisasi 540 ha, dengan jumlah tenaga kerja terlibat 409 orang, dan hari orang kerja sebanyak 16.189 HOK. Target pelaksanaan RHL P0 adalah seluas 1.900 ha.
Adapun jumlah bibit untuk penyulaman P2 telah siap sejumlah 767.374 batang. Target nantinya akan mencapai 1.640.390 batang, dimana penyulaman dilakukan dua kali pada fase musim hujan pertama dan musim hujan kedua untuk memastikan bibit benar-benar tumbuh dan hidup. Sedangkan untuk P0 yang sudah tertanam sebanyak 279.528 batang, dari target 1.118.750 batang.
''Semua bibit dipilih tidak hanya sebagai fungsi penghijauan, tapi juga memiliki nilai ekonomi. Seperti Alpukat, Petai, Jengkol, Durian, Matoa, Kemiri, Cengkeh, Pinang, Jahe, dll. Harapannya saat bibit ini tumbuh dan menghasilkan, masyarakat dapat manfaat dan ikut menjaga kawasan hutan,'' kata Plt Kepala BPDASHL Indragiri Rokan, Afnan Dharma Putra.
Pemberdayaan masyarakat menjadi mainstream utama pelaksanaan RHL se Indonesia, mulai dari pembibitan, penanaman, hingga pemeliharaan. Untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat lainnya di BPDASHL Indragiri Rokan juga dilaksanakan dalam bentuk Kebun Bibit Rakyat (KBR) 25 unit, Kebun Bibit Desa (KBD) 2 unit, Dam Penahan 10 unit, Gully Plug 80 unit, dan ketersediaan bibit di persemaian permanen sebanyak 750.000 batang.
Kepala Desa Lubuk Kembang Bunga yang warganya ikut kegiatan RHL di TNTN Riau, Rosi Khairuslamet mengaku program RHL sangat menyentuh dan memberdayakan masyarakat sehingga mendatangkan manfaat ekonomi. Perputaran ekonomi dari kegiatan RHL bisa mencapai Rp170 juta/minggu.
''Sejak adanya RHL, pandangan masyarakat jadi berubah, dari yang tadinya hanya menanam sawit jadi sadar ingin menanam jengkol, petai, dan tanaman produktif lainnya. Dengan begini masyarakat akan menjaga kawasan hutan dan lahan,'' kata Rosi.
Sementara itu Wali Nagari Aia Luo, Payung Sekaki, Kab.Solok, H.Maila, B.A mengucapkan terimakasih atas program BPDASHL Indragiri Rokan KLHK di kampung mereka. Ia mengatakan awalnya program RHL ini sempat ditolak sekelompok masyarakat, karena kekhawatiran keberadaan tanah ulayat akan diganggu.
''Sekarang yang menolak jadi menyesal, karena ternyata program RHL ini benar-benar mensejahterakan masyarakat dan memperbaiki lingkungan sekitar. Bilamana program ini ada lagi kelanjutannya ke depan, kami siap membantu pemerintah bersama-sama merehabilitasi lahan yang ada,'' kata Maila.
Secara nasional pemulihan dengan penanaman pohon melalui kegiatan RHL tahun 2015-2020 telah menjangkau total Luas penanaman 574.556 ha (ditambah penanaman mangrove seluas 18.704 Ha) dengan jumlah bibit yang ditanam sebanyak 658.980.085 batang (ditambah 74.788.914 batang /propagul). Adapun penyerapan tenaga kerja sebanyak 22.982.240 (ditambah 1.727.549 Hari Orang Kerja/HOK mangrove).
Untuk kegiatan RHL tahun 2021, target penanaman seluas 48.875 ha dan target pemeliharaan seluas 215.950 ha. Penyediaan bibit untuk 2021 sebanyak 136.000.000 batang dari 57 unit Persemaian Permanen, 973 unit Kebun Bibit Rakyat (KBR) dan 135 unit Kebun Bibit Desa (KBD).
Pada bulan Januari-Februari 2021, telah dilaksanakan penanaman seluas 17.474 Ha dengan jumlah bibit 7.297.100 batang.
Untuk bulan Maret-April 2021 direncanakan pelaksanaan kegiatan penanaman seluas 29.742 Ha dengan jumlah bibit sebanyak 12.435.921 batang, yang dilanjutkan dengan kegiatan pemeliharaan (penyulaman, pendangiran, dan penyiangan, dll).
Kegiatan RHL telah memberikan indikasi penurunan deforestasi dari 3,51 Jt Ha di tahun 1996, turun 1,09 juta ha di 2015, dan 115 ribu Ha di tahun 2020. Terendah sepanjang sejarah. Selain itu data indeks kualitas tutupan lahan (IKTL) tercatat membaik meningkat dari 58,42 (2016) menjadi 60,74 di tahun 2020.
0 comments