May 17, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Kepercayaan Asing Berinvestasi Saham Masih Baik

iVooxid, Jakarta - Pengamat pasar modal Lucky Bayu Purnomo menilai kepercayaan investor asing untuk menempatkan dananya atau berinvestasi di pasar saham domestik masih cukup baik.

"Pada prinsipnya, kepercayaan investor asing berinvestasi di dalam negeri, khususnya saham masih baik," ujar Lucky Bayu Purnomo yang juga analis dari Danareksa Sekuritas di Jakarta, Jumat (4/11/2016).

Berdasarkan data BEI, sejak awal tahun hingga 4 November 2016, investor asing membukukan beli bersih sebesar Rp32,168 triliun (year to date). Sementara pada hari ini (Jumat, 4/11) investor asing mencatatkan jual bersih (net sell) sebesar Rp247,8 miliar, setelah melakukan aksi beli pada perdagangan sebelumnya.

Menurut Lucky Bayu Purnomo, meski investor asing masih mencatatkan beli bersih di pasar saham, namun sifatnya pasif menyusul laju pertumbuhan ekonomi domestik yang pertumbuhannya belum agresif.

"Pelaksanaan dari sejumlah kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan perekonomian masih membutuhkan akselerasi lebih cepat, situasi itu yang ditunggu investor asing," katanya.

Ia menambahkan hal yang juga menjadi perhatian investor asing yakni kondisi politik dan keamanan negara yang kondusif. Maka itu dibutuhkan ketegasan dari pemerintah dalam menjaga faktor itu sehingga memberikan rasa nyaman dalam berinvestasi di Indonesia.

"Faktor politik dan keamanan masuk dalam barometer investor asing dalam menempatkan asetnya di suatu negara," ucapnya.

Lucky Bayu Purnomo juga mengatakan untuk menjaga kepercayaan investor asing terhadap pasar modal domestik, diharapkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) bergerak menuju level 5.524 poin.

"Level itu merupakan level psikologis bagi investor di pasar saham domestik," katanya.

Sebelumnya, Direktur Utama BEI Tito Sulistio Tito Sulistio mengatakan bahwa peringkat layak investasi atau "invesment grade" dari lembaga pemeringkat Standard & Poors (S&P) juga masih menjadi perhatian investor baik lokal maupun asing.

"Saat ini, peringkat 'invesment grade' dari S&P merupakan hal yang 'critical' bagi industri pasar modal domestik. Peringkat investmen grade akan mendorong asing masuk ke Indonesia," ujarnya.

Menurut Tito Sulistio, belum dinaikkannya peringkat Indonesia masih menjadi salah satu penahan bagi beberapa perusahaan manajer investasi dunia untuk masuk ke Indonesia, khususnya saham.

"Sebenarnya, sudah tidak ada alasan lagi bagi S&P untuk tidak menyematkan invesment grade, sebab tata kelola fiskal sudah baik, tren defisit anggaran sudah turun dan cadangan devisa mengalami tren kenaikan," katanya. (ant)

0 comments

    Leave a Reply