April 29, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Kenaikan Yield Obligasi AS dan Pelemahan Rupiah Gerus Pasar Obligasi Domestik

IVOOX.id, Jakarta - Pergerakan sejumlah harga obligasi masih cenderung melemah seiring adanya imbas kenaikan imbal hasil obligasi AS. 

Selain itu, sentimen dari rupiah yang masih melanjutkan pelemahannya di tengah sejumlah berita-berita positif dari dalam negeri tampaknya tidak banyak berpengaruh pada pasar obligasi. "Pelaku pasar lebih memilih untuk kembali melakukan aksi jualnya," kata Reza Priyambada, analis senior Binaartha Sekuritas di Jakarta, Selasa (6/2/2018).

 

Adapun untuk pergerakan masing-masing tenor, ialah untuk tenor pendek (1-4 tahun) imbal hasilnya rata-rata turun -2,65 bps; tenor menengah (5-7 tahun) naik 2,95 bps; dan panjang (8-30 tahun) naik 2,25 bps.

Aksi jual yang kembali terjadi membuat sejumlah seri bergerak melemah. Pada FR0063 yang memiliki waktu jatuh tempo ±10 tahun dengan harga 99,36% memiliki imbal hasil 5,77% atau naik 0,04 bps dari sebelumnya di harga 99,55% memiliki imbal hasil 5,72%. 

Untuk FR0075 yang memiliki waktu jatuh tempo ±20 tahun dengan harga 104,86% memiliki imbal hasil 7,04% atau naik 0,078 bps dari sehari sebelumnya di harga 105,73% memiliki imbal hasil 6,97%.

Pada Senin (5/1), rata-rata harga obligasi Pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price turun 0,27 bps di level 120,12 dari sebelumnya di level 120,44. 

Sementara itu, rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price turun -0,02 bps di level 110,67 dari sebelumnya di level 110,6995. 

Lalu, pergerakan imbal hasil SUN 10Yr berada di level 6,34% dari sebelumnya di level 6,35% dan US Govn’t bond 10Yr di level 2,70% dari sebelumnya di level 2,8% sehingga spread di level kisaran 363,1 lebih tinggi dari sebelumnya 351,1.

Sedangkan pada laju imbal hasil obligasi korporasi, pergerakannya cenderung variatif. Pada obligasi korporasi dengan rating AAA dimana imbal hasil untuk tenor 9-10 bergerak naik di kisaran level 8,02%-8,04%. 

Lalu, obligasi korporasi dengan rating AA untuk tenor 9-10 tahun, imbal hasilnya di kisaran level 8,70%-8,72%. Untuk imbal hasil pada rating A dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 9,98%-10,02%, dan pada rating BBB di kisaran 12,35%-12,70%.

Masih adanya imbas kenaikan imbal hasil obligasi AS dapat membuat pergerakan sejumlah harga obligasi dalam negeri tertahan dan cenderung melemah. "Pelaku pasar masih menahan diri sembari menantikan sentimen lainnya yang dapat mengangkat pasar obligasi," ujarnya. 

Selain itu, pergerakan rupiah yang masih cenderung melemah dapat juga berimbas negatif pada pasar obligasi sehingga dimungkinkan kembali terjadi aksi jual. "Diharapkan pelemahan dapat terbatas. Tetap mewaspadai sejumlah sentimen yang masih dapat menahan kenaikan," imbuh Reza. (jaw)

0 comments

    Leave a Reply