October 18, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Kementerian ESDM dan DPR Sepakat Asumsi Dasar ICP 2025 di USD80-USD85 per Barel

IVOOX.id – Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) menyepakati usulan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengenai asumsi dasar harga Indonesia Crude Price (ICP) dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2025 di angka USD 80-85 per barel. Angka yang diajukan tersebut berdasarkan realisasi rata-rata ICP hingga dengan Bulan Mei Tahun 2024 sebesar USD 81,67 per barel dan cenderung turun. 

"Serta berdasarkan proyeksi Polling Reuters dan Short Term Energy Outlook dari United State-Energy Information Administration - Department of Energy, harga minyak dunia tahun 2025 diperkirakan pada kisaran USD80,46 - 87,79/barel," ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam keterangannya, Jumat (21/6/2024).

Lanjut Arifin, untuk usulan RAPBN Tahun 2025 terkait lifting minyak dan gas bumi yang disetujui sebesar 1,603-1,652 juta Barrel oil Equivalent per Day (BOEPD). Dengan rincian lifting minyak bumi berada di rentang angka 600-605 ribu BOPD dan lifting gas bumi sebesar 1,003-1,047 juta BOEPD.

Arifin mengakui bahwa beberapa tahun terakhir produksi migas terus menurun. Kata dia, penurunan itu terjadi baik secara alamiah maupun yang disebabkan oleh unplanned shutdown di beberapa lapangan yang mengakibatkan adanya lost of production. Disebutnya, hingga bulan Mei 2024 sudah terjadi penurunan sebanyak 172 MMSCFD dan 5.825 BOPD. 

Kendati demikian, lanjut Arifin, SKK Migas telah mendorong KKKS untuk melakukan kegiatan drilling yang telah mencapai 950 kali. Kemudian juga masih ada empat strategi utama untuk meningkatkan lifting migas, pertama dengan strategi improving existing asset value.

“Melalui peningkatan kegiatan pengeboran dan pengembangan dan mereaktivasi sumur yang telah idle,” kata Arifin.

Lebih lanjut, Arifin mengatakan, strategi kedua yaitu dengan transformation of resources to production, atau melalui proses percepatan Plan of Development (POD). Serta percepatan onstream proyek-proyek hulu migas, dan strategi yang ketiga adalah dengan EOR dan Waterflood. 

"Strategi terakhir ialah exploration for giant discovery, yaitu dengan meningkatkan kegiatan eksplorasi di offshore, serta di laut dalam dan Indonesia bagian Timur," kata Arifin.

0 comments

    Leave a Reply