October 1, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Kementan Dukung Kehadiran Smart Farming untuk Petani Milenial

IVOOX.id, Cicalengka - Dukungan terhadap sektor pertanian khususnya peningkatan sumberdaya manusia pertanian melalui petani milenial yang menguasai smart farming terus dilakukan Kementerian Pertanian dengan melibatkan kolaborasi berbagai pihak. 

Masa depan pertanian Indonesia akan semakin cerah dengan hadirnya petani milenial yang mampu menguasai smart farming untuk peningkatan produksi, efisiensi usaha hingga pemasaran. Karenanya, Kementan terus menggenjot hadirnya petani Milenial di segala lini produksi pertanian melalui berbagai kolaborasi, tak terkecuali bersama Bank Negara Indonesia (BNI46), PT Telkom Indonesia dan stakeholder lainnya 

"Milenial Smart farming program ini menjadi bentuk kesepakatan perbankan, pemerintah daerah, Kementan dan semua sektor lain untuk mengoptimasi berbagai aktivitas pertanian dengan menyambungkan (link) kepada petani milenial," ungkap Menteri Pertanian dalam Milenial Smart Farming dan Penandatanganan MoU yang diinisiasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Rabu (10/3) di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Langkah ini diapreasiasi oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, bahkan dirinya mengajak semua aspek untuk mendorong petani milenial mengambil peranan di pertanian. "Termasuk mendapatkan akses lapangan kerja, kemudian melalui KUR yang dikeluarkan oleh perbankan sehingga pendapatan petani Milenial menjadi lebih banyak lagi," pesannya.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan petani Milenial adalah masa depan bangsa serta menjadi penentu kemajuan pertanian di masa depan.

Sebab estafet petani selanjutnya adalah pada pundak generasi muda, mereka mempunyai inovasi dan gagasan kreatif yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan pertanian. “Dibutuhkan sekelompok anak muda yang memiliki loyalitas dan integritas untuk memajukan pertanian Indonesia," tuturnya. 

Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian BPPSDMP Kementan, Siti Munifah menambahkan upaya yang dilakukan PT. BNI (Persero) ini sejalan dengan upaya Kementan yang menargetkan terciptanya 2,5 juta petani Milenial hingga 2024. 

"Tetapi tidak hanya onfarm saja, ada diversifikasi usaha hulu hilir yang dilakukan petani milenial dengan kelompok lainnya. Sehingga rantai tata niaga bisa dipangkas, kalau bisa dari produsen ke konsumen," tuturnya.

Sedangkan Implementasi smart farming ini berbasis digital dan internet of things (IOT) yang tentu saja bisa dengan mudah dilakukan petani Milenial.

Komitmen bersama untuk mensejahterakan kehidupan petani dengan akses permodalan yang mudah dan murah termasuk pemanfaatan teknologi pertanian dalam peningkatan hasil produksi serta pembentukan ekosistem pertanian mulai dari hulu hingga hilir, menjadi latar belakang PT BNI (Persero) menggulirkan Program Milenial Smart Farming di beberapa sentra pertanian yaitu Kabupaten Dairi, Kab. Pasaman Barat, Kab Sukabumi, Kab. Garut, Kab Karanganyar dan Kota Kota Situbondo.

"Milenial Smart Farming ini menjadi bentuk Pertanian 4.0 sekaligus bentuk support upaya Kementan guna mewujudkan ketahanan, swasembada pangan serta perekonomian melalui tangan petani Milenial dan teknologi 4.0," beber Direktur Hubungan Kelembagaan BNI, Sis Apik Wijayanto. 

Program ini juga diharapkan mampu menggugah petani milenial untuk lebih intensif menggunakan dan akrab dengan smart farming sehingga membuatnya tertarik dengan sektor pertanian. "Inilah cara cara bertani baru , dengan ekosistem dengan teknologi kita bekerjasama dan berkolaborasi dengan PT Telkom Indonesia, PT Pupuk Indonesia, perusahaan rintisan teknologi (start up) pemerintah daerah dan stakeholder lainnya," urai Sis Apik.

Menindaklanjuti keberlanjutan program ini, PT BNI (Persero) bersinergi bersama Kementan dalam bentuk Penandatanganan Kerjasama (MoU) Program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS) yang telah terbukti mampu mengembangkan kewirausahaan dan ketenagakerjaan pemuda di sektor pertanian.

Dalam kesempatan itu dilakukan juga panen jagung bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, eselon 1 Kementan, jajaran PT BNI (Persero), dan petani milenial di lahan 100 hektar hasil introduksi smart farming. 

Manfaat dari teknologi smart farming dengan sensor cuaca dan aplikasi sendiri sudah dirasakan oleh petani-petani Milenial yang tergabung dalam Poktan Karya Tani di Desa Narawita, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung.

"Aplikasi Ritx Bertani dan sensornya ini berguna bagi kami untuk pemantauan cuaca kondisi tanah, hama penyakit. Kita tinggal foto kirim di dalam aplikasi kemudiab ada rekomendasi untuk kita bisa melakukan apa," ungkap salah satu petani Milenial penerima manfaat Smart farming berbasis aplikasi dan sensor Ritx dan Agree.

Bahkan dengan adanya aplikasi ini, Andi mengaku mudah melakukan pencatatan dan pendataan potensi hasil pertanaman jagung yang sedang diusahakannya di lahan 100 hektar. "Kita catat ada potensi hasil 24 ton pipil kering yang dihasilkan. Kita pakai rekomendasi pupuk, rekomendasi pengendalian hama dari aplikasi ini, menjadi lebih efisien dan tepat dosis dan hasilnya memuaskan," tambah petani Milenial lainnya, Rendi Gumilar.

Karena itu, teknologi smart farming ini diharapkan petani Milenial Cicalengka ini mampu diterapkan juga untuk petani lainnya, termasuk pemuda desa yang sekarang terus diajak untuk kembali dalam pertanian yang jauh lebih menguntungkan.

0 comments

    Leave a Reply