May 5, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Kemensos: Korban Bencana Alam Bisa Masuk dalam Program Keluarga Harapan (PKH)

IVOOX.id, Jakarta - Korban bencana alam yang jatuh miskin berpeluang menjadi penerima program keluarga harapan (PKH) baru.

Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat mengatakan korban bencana alam seperti korban banjir di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, bisa masuk dalam PKH karena mengisi pergantian kepersertaan PKH.

"Pemerintah telah menetapkan jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH 10 juta tentu ada yang keluar (graduasi). Mereka yang telah keluar dari PKH akan diisi peserta baru," kata Harry melalui siaran pers di Jakarta, Minggu (16/6).

Pemerintah menargetkan sebanyak 800.000 KPM PKH tergraduasi atau 'lulus' pada tahun ini yang dapat diisi peserta baru.

BACA JUGA: PKH Tetap Jadi Program Prioritas Kemensos

Karena itu, korban bencana bisa mengisi keanggotaan PKH dan tetap akan menjalani serangkaian verifikasi yang ketat untuk memastikan kelayakan mereka.

"Setelah diverifikasi dan mereka yang jatuh miskin karena kehilangan aset akibat terkena bencana alam seperti banjir bandang memungkinkan untuk menjadi penerima PKH baru," imbuh Harry.

Harry menambahkan dalam PKH terdapat program PKH adaptif yang berfungsi untuk mengakomodir korban bencana alam menjadi perserta PKH baru.

"Salah satu penerimanya yaitu para korban bencana atau kejadian luar biasa dan jatuh miskin yang kami sebut PKH adaptif," ujarnya.

Penerapan PKH Adaptif tersebut pernah dilakukan pemerintah terhadap 13 ribu keluarga yang terdampak bencana erupsi Gunung Sinabung tahun lalu.

Untuk bisa memastikan korban bencana layak mendapatkan PKH adaptif, Harry mengatakan pedamping akan melakukan pendataan dan verifikasi secara ketat.

BACA JUGA: Kemensos Alokasikan Dana Tanggap Darurat Rp832 Juta Untuk Bantu Korban Banjir Bengkulu

"Pendamping akan melakukan pendataan. Mencatat mereka yang menjadi korban lalu di sesuaikan dengan kreteria keluarga tidak mampu," jelas Harry.

"Pendamping di daerah yang terkena becana harus berkerja sama dengan dinas terkait guna memastikan apakah korban tersebut benar-benar layak mendapatkan PKH. Hal ini untuk memastikan pemberian bansos tersebut tepat sasaran," imbuhnya.

Pendamping PKH juga diminta berkerja ekstra melayani masyarakat yang terkena bencana seperti memberikan bantuan dengan bekerja sama dengan pilar sosial lainnya seperti taruna siaga bencana.

Sementara untuk LDP bagi pengungsi khususnya anak-anak di pengungsian. Layanan ini diberikan oleh Tim LDP Kementerian Sosial, Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dan relawan lainnya.

"Tim juga melakukan pendataan kelompok rentan seperti lansia, ibu hamil, bayi dan balita. Untuk korban lansia, kami membentuk shelter lapangan lanjut usia di lokasi banjir untuk memberikan pelayanan bagi lansia berupa pelayanan kesehatan dasar, dukungan psikososial dan pendataan serta assesmen kebutuhan," tuturnya.

Seperti diberitakan, lebih dari 5 ribu warga masih bertahan di lokasi pengungsian lantaran banjir yang melanda rumah mereka. Dampak banjir di antaranya, 1.306 rumah dan 11 sekolah terendam.

Kondisi cuaca di lokasi masih diguyur hujan. Penyaluran logistik ke daerah terisolir memakai helikopter. Aktivitas sejumlah warga masih lumpuh. Perkantoran hingga sekolah masih diliburkan.

Sebelumnya, banjir merendam ribuan rumah warga di kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, Senin (10/6). Dari enam kecamatan yang terendam banjir, sebanyak 28 desa terisolasi. Sejumlah akses jalan dan jembatan putus menuju ke sejumlah desa.

0 comments

    Leave a Reply