April 20, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Kemenperin Sebut Sektor IKTA Memilki Daya Saing Tinggi

IVOOX.id, Jakarta - Pada sektor IKTA pemerintah meyakini memiliki daya saing yang cukup tinggi sehingga mampu kompetitif di kancah global. Salah satunya terbukti dari subsektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT), di mana strukturnya terintegrasi dari hulu-hilir dan produknya dikenal memiliki kualitas yang baik di pasar internasional.

“Khusus untuk industri shoes and apparel sport, produksi kita sudah melewati China. Bahkan, Di Brasil, kita sudah menguasai pasar di sana hingga 80 persen,” ujar Menperin.Disamping itu, industri TPT mampu menyumbang PDB sebesar Rp150,43 triliundi tahun 2017. Untuk nilai ekspornya mencapai USD12,58 miliar atau naik 6 persen dibanding tahun 2016.

“Potensi peningkatan ekspornya masih sangat terbuka melalui pengoptimalan utilisasi yang ada maupun penambahan investasi baru, serta potensi peningkatan ekspor juga semakin terbuka jika produk TPT kita dikenakan tarif yang sama dengan Vietnam dan Bangladesh di Eropa atau Amerika,” papar Menperin.

Untuk itu, pemerintah tengah berupaya membuat perjanjian kerja sama ekonomi yang komprehensif dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk memperluas pasar ekspor TPT lokal. “Saat ini dalam proses negosiasi untuk bilateral agreement tersebut, karena bea masuk ekspor produk tekstil Indonesia masih dikenakan 5-20 persen, sedangkan ekspor Vietnam ke Amerika dan Eropa sudah nol persen,” tuturnya.

Industri TPT merupakan sektor padat karya berorientasi ekspor. Pada tahun 2018, Kemenperin mematok ekspornya sebesar USD13,5 miliar dan menyerap tenaga kerja sebanyak 2,95 juta orang. Tahun 2019, ekspornya diharapkan bisa mencapai USD15 miliar dan menyerap sebanyak 3,11 juta tenaga kerja. “Sektor ini mampu memberikan share ekspor dunia sebesar 1,6 persen,” imbuhnya.

Selain sektor industri TPT, Kemenperin juga menggenjot sektor lainnya di dalam kelompok IKTA, antara lain adalah industri bahan kimia dan barang kimia yang memberikan kontribusi terhadap PDB nasional sebesar 1,25 persen atau senilai Rp170,41 triliun pada tahun 2017.

Selanjutnya, industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki yang menyumbangkan kepada PDB nasional sebesar 0,27 persen atau senilai Rp37 triliun. Sektor ini mampu mencatatkan angka ekspornya hingga Rp66 triliun di tahun 2017, naik 5,87 persen dibandung tahun 2016. Target ekspornya pada 2018 akan mencapai USD5,3 miliar dan tahun 2019 sebesar USD6 miliar.

“Industri kosmetik, sabun, dan bahan pembersih juga berpotensi besar, dengan nilai ekspor Rp19 triliun pada tahun 2017. Dalam lima tahun terakhir, ekspornya mampu naik 3,56 persen,” ungkap Menperin. Di tahun 2018, ditargetkan ekspornya mencapai USD1,67 miliar dan tahun 2019 sebesar USD1,81 miliar.

Kemudian, yang juga akan dipacu, yakni industri ban dan sarung tangan karet. Sektor ini mencatatkan nilai ekspornya pada tahun 2017 mencapai Rp25 triliun, dengan memiliki potensi pasar internasional sebesar 70 persen. Target ekspor sektor ini tahun 2018 sebesar USD1,86 miliar dan tahun 2019 sebesar USD1,92 miliar. “Untuk market share ekspor ban kita di dunia bisa mencapai 2,28 persen,” ujarnya.

Kemenperin mencatat, beberapa pertumbuhan subsektor IKTA pada tahun 2017, yaitu industri farmasi, produk obat kimia dan tradisional sebesar 6,85 persen, industri pakaian jadi 4,39 persen, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia 3,48 persen, industri karet, barang karet, dan plastik 2,47 persen, industri tekstil 2,33 persen, serta industri kulit, barang kulit, dan alas kaki 2,22 persen.[dra]

0 comments

    Leave a Reply