Kemendes Gandeng SurfAid Tekan Stunting Lewat Nusatani
IVOOX.id, Sumba Barat - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menggandemg SurfAid untuk tingkatkan akses masyarakat di daerah-daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) terhadap pelayanan kesehatan, sanitasi dan air bersih, serta gizi yang lebih baik.
Kerjasama tersebut tertuang dalam Memorandum Saling Pengertian (MSP) antara Kemendes PDTT dan SurfAid periode 2022-2025, setelah sebelumnya telah terwujud kerjasama pada periode 2019-2022.
SurfAid sendiri adalah organisasi nirlaba internasional yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah terpencil yang terhubung melalui lokasi selancar (surfing).
Salah satu bentuk kerjasama Kemendes PDTT dan SurfaAid yaitu program Nutrition Sensitive Agriculture (Nusatani), sebuah intervensi gizi dengan pendekatan Pertanian yang Sensitif Gizi.
Direktur Penyerasian Pembangunan Sosial Budaya dan Kelembagaan (PPSBK) Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Kemendes Dimposma Sihombing mengatakan, kolaborasi dengan SurfAid sangat penting.
"Salah satunya dengan mengembangkan kerjasama secara terkoordinasi dan sinergis dengan berbagai pihak, baik Kementerian/Lembaga, Perguruan Tinggi, dan NGO seperti SurfAid," ujar Dimposma saat monitoring program Nusatani di Desa Wetana, Kecamatan Laboya Barat, Kabupaten Sumba Barat, Provinsi NTT, Jumat minggu lalu.
Dimposma berharap SurfAid dapat memberikan asistensi untuk mengurangi angka stunting di Kecamatan Laboya Barat yang masih cukup tinggi.
Petugas kesehatan mengukur tinggi badan balita saat pelaksanaan program Penanganan Anak Kurang Gizi atau Stunting (Pak Ginting) di Puskesmas Satu Ulu Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (3/3/2023). Program Pak Ginting merupakan inovasi pelayanan kesehatan khususnya pencegahan dan pemulihan balita yang mengalami kurang gizi atau stunting dengan memberikan menu makanan seimbang kepada balita serta dibimbing dan diawasi oleh petugas kesehatan di Puskesmas Satu Ulu Palembang dan dilaksanakan setiap hari Jumat. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Hal ini dipicu salah satunya karena ketersediaan sumber protein yang minim untuk asupan makanan balita setiap hari.
"Isu ini menjadi salah satu fokus program dari pemerintah pusat hingga level desa, dimana target pemerintah, angka stunting turun hingga 14% pada tahun 2024," ujar Dimposma Sihombing.
Bentuk dari program Nusatani, khususnya di Desa Wetana yaitu penyediaan air bersih untuk konsumsi rumah tangga, pertanian, dan peternakan. Kemudian revitalisasi Kelompok Tani dengan mengenalkan tata cara penanaman dan metode pertanian efektif di lahan miring.
Hasil pertanian tersebut dibagi dua menjadi cash crop untuk dijual dan food crop untuk konsumsi masyarakat serta pasokan makanan sehat untuk Posyandu. Selain itu, kelompok tani diberikan anakan ikan lele untuk sumber protein hewani masyarakat.
"Kami berharap program (Nusatani) ini dapat menurunkan angka stunting, sehingga dapat direplikasi didaerah lain," ujar Dimposma.
Dalam kunjungan tersebut, turut serta Country Director SurfAid International Indonesia, Dinnia Joedadibrata, Program Manager NusaTani SurfAid di Sumba dan Bima, Chandra Nurhasnudin, Analis Kebijakan Ahli Madya di PPSBK, Dahlia, dan Perencana Ahli Muda Biro Perencanaan dan Kerja Sama Kemendesa PDTT, Yoga Sidharta.
0 comments