April 26, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Kejar Posisi Kelima di Indonesia, Bank BTN Lakukan Ekspansi Anorganik

iVOOXid, Jakarta – PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), atau Bank BTN, sedang mematangkan rencana ekspansi anorganik perseroan. Langkah ekspansi anorganik tersebut digelar selain untuk menambah produk dan layanan, juga untuk mendukung pertumbuhan bisnis organik perseroan yang terus mencatatkan kinerja positif. Aksi ini juga menjadi upaya Bank BTN untuk mengejar posisi 5 teratas sebagai bank dengan aset terbesar di Indonesia.

Iman Nugroho Soeko, Managing Director Finance & Treasury Bank BTN, mengatakan, selain menargetkan masuk menjadi bank dengan posisi aset terbesar ke-5 di Indonesia, dalam rancangan jangka panjang atau hingga 2025, perseroan membidik posisi Global Playership. Di posisi tersebut, Bank BTN ditargetkan menjadi entitas dengan bisnis yang menggarap hingga ke lingkup global, seiring dengan peningkatan permodalan sesuai persyaratan Bank Indonesia (BI).

Untuk mencapai posisi tersebut, lanjut Iman, Bank BTN terus melakukan peningkatan serta pengembangan produk dan layanan. “Ekspansi anorganik ini juga akan meningkatkan bisnis kami terutama dari segi produk dan layanan. Sehingga dalam jangka panjang, Bank BTN dapat melayani nasabah tidak hanya di Indonesia, tapi juga di negara-negara tetangga,” ujar Iman dalam acara paparan publik di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Selasa (08/08/2017).

Pada tahun ini, Bank BTN tersebut memiliki beberapa rancangan ekspansi anorganik. Sebelum 2017 berakhir, BBTN akan membentuk perusahaan patungan di bidang asuransi.

Managing Director Strategic, Compliance, & Risk Bank BTN Mahelan Prabantarikso menjelaskan pembentukan perusahaan manajemen investasi dan multifinance pun masih terus digodok perseroan. Begitu pula, tambahnya, terkait rencana pembentukan anak usaha di bidang asuransi umum masuk dalam daftar rancangan ekspansi BBTN. “Rencana ekspansi ini juga menjadi strategi kami untuk meningkatkan aset dan menjadi bank dengan aset terbesar kelima di Indonesia,” papar Mahelan.

Sementara itu, dari sisi bisnis organik, tahun ini Bank BTN juga menetapkan beberapa strategi. Di antaranya yakni penguatan bisnis inti di bidang perumahan, peningkatan low cost dan sustainable funding dengan membidik segmen emerging affluent. Pada 2017, Bank BTN pun terus meningkatkan fee based income, serta membangun dan memperkuat infrastruktur digital banking, sentralisasi operasi, dan otomatisasi proses. Mahelan menyebut perseroan juga berfokus memperkuat Good Corporate Governance dan manajemen risiko yang komprehensif.

Adapun, sepanjang paruh pertama tahun ini, Bank BTN terus mencatatkan kinerja positif. Pada semester I/2017, Bank BTN telah menyalurkan kredit dan pembiayaan senilai Rp177,4 triliun atau naik 18,81% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp149,31 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.

Managing Director Commercial Lending Bank BTN Oni Febriarto R. memaparkan pada paruh pertama tahun ini, pertumbuhan kredit dan pembiayaan Bank BTN masih ditopang peningkatan kredit perumahan. Jenis kredit yang menempati 90,04% dari total kredit Bank BTN tersebut naik 17,68% menjadi Rp159,73 triliun hingga akhir Juni 2017 dibandingkan sebesar Rp135,74 triliun hingga akhir Juni 2016.

Sementara itu, Bank BTN pada kuartal II/2017 telah menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) senilai Rp159,12 triliun, meningkat 18,26% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp134,55 triliun.

Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BTN juga mencatatkan kinerja positif sejalan dengan Bank BTN konvensional. Per kuartal II/2017, UUS Bank BTN telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp15,82 triliun atau tumbuh 27,15%, dibandingkan sebesar Rp12,44 triliun di periode yang sama 2016. Penghimpunan DPK BTN Syariah pun tercatat naik 20,34%, yaitu dari Rp12,99 triliun per Juni 2016 menjadi Rp15,63 triliun per Juni 2017.

Dengan catatan positif tersebut, aset UUS Bank BTN tumbuh 22,33% menjadi Rp19,33 triliun per Juni 2017 dibandingkan sebesar Rp15,8 triliun per Juni 2016. Laba bersih unit syariah ini juga melesat 30,03% , yaitu dari Rp151,30 miliar per Juni 2016 menjadi Rp196,72 miliar per Juni 2017.

Oni menjelaskan, penyaluran kredit dan penghimpunan simpanan tersebut mendorong pertumbuhan pendapatan bunga bersih BBTN sebesar 14,13% menjadi Rp4,2 triliun per Juni 2017. Kenaikan pendapatan bunga bersih juga turut menopang peningkatan laba bersih BBTN. Laba bersih bank yang berfokus di sektor perumahan ini naik 21,95% menjadi Rp1,27 triliun per Juni 2017 dibandingkan sebesar Rp1,04 triliun per Juni 2016. Pertumbuhan kredit juga mendorong kenaikan aset Bank BTN sebesar 18,23% menjadi Rp224,06 triliun per Juni 2017 dibandingkan pada periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp189,51 triliun.[abr]

0 comments

    Leave a Reply