October 1, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Kawasan Ekonomi Khusus Aspal Dikebut

IVOOX.id, Buton Utara - Pemerintah sedang menggenjot terwujudnya kawasan ekonomi khusus (KEK) aspal di Buton Utara, Sulawesi Tenggara. Kini, pembahasannya terus berlanjut dan dalam dua bulan teknis administrasinya akan dirampungkan.

Menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadia, keberadaan KEK aspal sejalan dengan upaya pemenuhan pengguaan aspal dalam negeri untuk program pemerintah, usai menghadiri Rapat Kerja Daerah I Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sultra di Kendari, Selasa (30/3/2021). Saat ini, rencana pembangunan KEK aspal sedang dibahas tim ekonomi, dan telah dilaporkan ke Menko Marinves dan Presiden Joko Widodo.

Pencanangan kawasan khusus aspal dimaksudkan untuk menggalakkan investasi di sektor aspal, peningkatan lapangan kerja, sekaligus kesejahteraan masyarakat. Nantinya, seluruh hasil perusahaan akan diserap dan digunakan dalam pembangunan jalan di wilayah Indonesia.

BKPM telah berkoordinasi dengan Kementerian PUPR agar menerbitkan keputusan menteri, dan Kementerian Perhubungan terkait penggunaan aspal Buton. Ke depannya, semua produksi aspal Buton akan digunakan untuk program pemerintah.

Pada tahap pertama, 100.000 ton aspal Buton akan diserap pemerintah. Produsennya PT Kartika Prima Abadi di Buton, sebuah perusahaan penanaman modal asing (PMA). Akhir Februari lalu, Bahlil menyerahkan langsung insentif investasi berupa pembebasan pajak kepada perusahaan ini. Tahap pertama, PT PMA menginvestasikan Rp 358 miliar. Mereka mengolah bahan baku aspal Buton atau "asbuton." Tahun-tahun mendatang, produksi akan ditingkatkan hingga 500.000 ton.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Buton memastikan lokasi industri di Lasalimu. Di wilayah ini, 1.000 hektar dicanangkan jadi kawasan industri, khususnya aspal.

Penggunaan aspal dalam negeri akan terus dilakukan untuk menekan impor aspal 1,2 juta ton setahun. Impor aspal menguras anggaran negara hingga Rp 50 triliun setahunnya.

Aspal Buton telah dikenal lama. Bahkan, dimulai sejak pendudukan Belanda melalui perusahaan Buton Asphalt (Butas). Cadangan aspal di wilayah ini sekitar 667 juta ton.

Gubernur Sultra, Ali Mazi, menyambut baik upaya peningkatan produksi aspal di wilayah ini, dan telah melakukan pertemuan dengan Kementerian PUPR, Kemenhub, Kemenko Marinves di Jakarta.

Kepala Laboratorium Ilmu Ekonomi Universitas Halu Oleo (UHO), Syamsir, mengatakan, selama ini aspal di Sultra belum terkekola baik. Dengan cadangan melimpah, aspal di wilayah Buton seharusnya menjadi sumber utama penggunaan aspal dalam negeri atau pasar ekspor.

KEK aspal bisa menjadi katalisator baru mengakselerasi pembangunan dan pengembangan aspal. Akan tetapi, perlu dukungan infrastruktur dan sumberdaya manusia.

Terkait penggunaan aspal, saat ini Pemprov Nusa Tenggara Timur memprioritaskan pembangunan 78 ruas jalan provinsi di 23 kabupaten/kota sampai dengan 2022. Sebanyak 32 ruas jalan dalam proses tender. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat NTT, Maksi Nenabu, mengatakan, pekerjaan 32 ruas jalan yang ditender itu berupa peningkatan kualitas jalan serta perbaikan rusak berat, sedang, dan ringan.

0 comments

    Leave a Reply