April 20, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Jokowi: Kabinet Kerja Jilid II Bisa Diisi Anak Muda

IVOOX.id. Jakarta - Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa Kabinet Kerja jilid II bisa saja diisi oleh anak muda di bawah 30 tahun yang diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan global yang bergerak sangat cepat.

"Dunia semakin dinamis, membutuhkan warna anak-anak muda yang dinamis, energik, menyesuaikan perubahan jaman dengan cepat. Kira-kira itu bayangannya. Bisa aja nanti ada menteri 20 tahun, 25 tahun, bisa saja," kata Jokowi, seperti dikutip Antara,  di Istana Merdeka Jakarta, Rabu  (12/6).

Kepala Negara mengatakan perubahan global yang sangat cepat dan dampak revolusi industri 4.0 yang mencapai 3.000 kali lipat dari revolusi industri pertama membutuhkan warna baru serta menteri-menteri dengan kemampuan yang cepat menyesuaikan jaman.

"Butuh menteri dengan kemampuan menyesuaikan, dinamis, energik, fleksibel, cepat menyesuaikan, tidak rutinitas. Paling tidak senang saya dengan rutinitas. Kita akan ditinggal kalau seperti itu," tutur Jokowi.

Presiden juga mengisyaratkan menteri-menteri yang akan datang akan diisi dengan orang-orang yang memiliki kemampuan eksekutor dan manejerial yang kuat.

"Butuh menteri-menteri memiliki manajerial yang kuat. Ngerti manajemen yang benar, sehingga hasil-hasilnya lebih konkret," tegasnya.

Selain integritas dan loyalitas, lanjut Jokowi, dua hal di atas penting karena perubahan dunia sangat cepat.

"Nggak mungkinlah seperti dulu yang perencanaan ini, perencanaan ini. Perubahannya setiap hari berubah-ubah, makin fleksibel, makin cepat memutuskan itu yang semakin eksis di sebuah negara. Itu menurut saya," ujarnya.

Untuk itu, dia berharap Kabinet Kerja Jilid II nantinya akan semakin lebih baik dan para menterinya memiliki eksekusi kuat terhadap program-program yang akan dijalankan.

Kepala Negara juga mengungkapkan bahwa setiap periode waktu membutuhkan kabinet dan menteri-menteri yang memiliki karakter yang berbeda dengan sebelumnya.

"Nggak mungkin sama, karena kita akan fokus, misalnya, ke pembangunan sumber daya manusia, maka arahnya ke situ," imbuhnya.

0 comments

    Leave a Reply