April 27, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Jasa Tirta II Maksimalkan Manfaat Waduk Jatiluhur

IVOOX.id, Purwakarta - Direktur Utama Perum Jasa Tirta II, U  Saefudin Noer bersama karyawannya  bergotong-royong membersihkan perairan Waduk Jatiluhur dari eceng gondok dan sampah. Pertumbuhan eceng gondok secara masif di perairan Waduk Jatiluhur selama ini mengganggu operasional pengelolaan waduk dan lalulintas perairan.


“Gerakan bersihkan air di Waduk Jatiluhur ini menjadi upaya perusahaan untuk melindungi dan melestarikan waduk sebagai membersihkan perairan Waduk Jatiluhur dari eceng gondok dan sampah,” ujar U Saefudin Noer pada acara Gerakan Bersihkan Air dan Menjaga Kesinambungan Sumber Air merayakan Hari Air Dunia ke-27 dan HUT BUMN RI ke-21 di Pelabuhan Biru, Waduk Jatiluhur, Purwakarta,  Rabu (10/4).


Pada waktu yang sama juga dilaksanakan program CSR Padat Karya Tunai yang melibatkan 300 orang masyarakat sekitar perairan waduk jatiluhur untuk bergotong royong bersama karyawan dan milenials Jasa Tirta II (HydroGen) membersihkan eceng gondok dan sampah di Desa Ciririp (bagian hulu sebelah timur perairan waduk Jatiluhur).


Adapun kegiatan konservasi yang diberikan ke Desa Ciririp di antaranya penyerahan 750 kg pupuk biogas, penanaman 500 pohon serta penebaran 2.000 ikan grass carp di perairan Waduk Jatiluhur. “Ikan grass carp yang dikenal juga sebagai ikan koan merupakan ikan pemakan enceng gondok yang berfungsi untuk menekan pertumbuhan eceng gondok di perairan Waduk  Jatiluhur,” kata Saefudin dalam rilis yang diterima hari ini.


Ia menambahkan, Perum Jasa Tirta II sebagai Badan Usaha Milik Negara  (BUMN) yang bertugas mengelola waduk terbesar di Indonesia, berupaya agar kehadiran waduk tersebut dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. “Melalui penugasan umum yang diberikan pemerintah, Jasa Tirta II mengairi areal pertanian sekitar 240.000 hektar di Jawa Barat bagian utara secara gratis kepada para petani,” tuturnya.


Kontribusi yang berkesinambungan terus dilakukan Jasa Tirta II untuk ketahanan pangan. Bila produksi rata rata padi 5,5 ton/ha/musim, maka Jasa Tirta II mendukung produksi padi sebanyak 3,3 juta ton/tahun atau setara dengan nilai rupiah sebesar Rp 13,86 triliun /tahun. “Selain untuk irigasi, Jasa Tirta II juga memasok sekitar 80 persen air baku air minum untuk ibokota negara DKI Jakarta dan seluruh warganya juga sebagai sumber air minum untuk wilayah seperti Bogor, Bekasi, Karawang, Subang, Purwakarta, dan Bandung Raya,” paparnya.


Kontribusi nyata lain, kata Saefudin, adalah pembangkitan listrik tenaga air melalui PLTA Ir  H Djuanda yang merupakan bagian dari sistem vital listrik nasional Jawa dan Bali. Sebagai bentuk pengelolaan SDA yang baik,  Jasa Tirta II juga meningkatkan nilai akan air melalui produksi air minum dalam kemasan.


“Pengelolaan dan pemeliharaan waduk menjadi bentuk komitmen kita untuk melindungi dan melestarikan sumber daya air bagi ketahanan pangan nasional yang berkesinambungan ," ujarnya.


Ia menyebutkan, sejumlah upaya telah dilakukan Jasa Tirta II guna mendukung program Citarum Harum. Hal itu dilakukan  melalui berbagai program, mulai dari melindungi dan melestarikan sumber air melalui program konservasi seperti penataan dan pembersihan Situ Cisanti tempat di mana 7 sumber mata air mulai memberi kehidupan bagi masyarakat.


Selanjutnya, konservasi daerah aliran sungai dari hulu sampai hilir seperti penataan Sungai Mati (Oxbow); pengurangan limbah kotoran hewan di sungai melalui penggunaan biogas dengan skema pemberdayaan masyarakat;  penataan keramba jaring apung yang diintegrasikan dengan perikanan tangkap berbasis budidaya; dan  pengangkatan eceng gondok.


Saefudin mengemukakan, sebagai kepanjangan tangan pemerintah, yaitu Kementerian PUPR dan khususnya BBWS Citarum, Jasa Tirta II terus melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan. Termasuk ke dalamnya,  penataan dan pembersihan waduk, bendungan dan bendung. Antara lain pembersihan eceng gondok di perairan Waduk Jatiluhur diperkirakan seluas sekitar  83 hektar dan pembersihan lingkungan sekitar Waduk Jatiluhur seluas sekitar  29 ha.


Ia menyebutkan, pembersihan, penataan dan perbaikan sarana prasarana SDA,  pembersihan rumput dan pengerukan lumpur yang dilakukan secara rutin di sepanjang Saluran Induk Tarum Barat  dengan panjang saluran 69,73 km melayani areal sawah di wilayah Bekasi dan sekitarnya dengan luas seluas 39.718 hektar;  air baku untuk PDAM Karawang, Bekasi, dan DKI Jakarta dengan volume  sekitar 63,63 juta m3 /bulan dan air baku untuk industri di sepanjang saluran dengan volume  sekitar  19,13 juta m3 /bulan.


Sementara itu, Saluran Induk Tarum Utara dengan panjang saluran 84,49 km melayani areal sawah Karawang seluas 100.768 hektar;  air baku untuk PDAM Purwakarta dan Karawang dengan volume sekitar 1,37 juta m3 /bulan; dan air baku untuk industri dengan volume sekitar 2,56 juta m3 /bulan.


“Saluran Induk Tarum Timur dengan panjang saluran 67,72 km  melayani areal sawah Subang hingga Indramayu seluas 79.855 hektar; air baku untuk PDAM Subang dengan volume sekitar  1,91 juta m3 /bulan; dan air baku untuk industri dengan volume sekitar  5,05 juta m3 /bulan,” paparnya.

0 comments

    Leave a Reply