March 29, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Jakarta Setiabudi Kembangkan Township 670 Hektar di MedanVOOXid,

iVOOXid, Jakarta - PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (JSPT) akan mengembangkan kota mandiri (township) di atas lahan seluas 670 hektar di Medan bagian selatan yang menuju ke Brastagi. Saat ini, progress proyek JSPT di luar Jawa ini baru memasuki tahap akuisisi lahan yang diperkirakan akan menghabiskan investasi antara Rp450-500 miliar.

“Akuisisi lahan hingga mencapai 670 hektar tersebut dilakukan secara bertahap. Pada tahap awal, perseroan mengalokasikan investasi Rp200 miliar dan berhasil membebaskan lahan seluas 50 hektar,” papar Purwo Hari Prawiro, Wakil Direktur Utama JSPT, dalam acara paparan publik usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Selasa (23/05/2017).

Purwo mengemukakan, pembebasan lahan itu ditargetkan selesai pada akhir 2017 sehingga proyek pembangunan infrastrukturnya dan pemasarannya dapat dilakukan pada awal 2018 mendatang. Perseroan akan memusatkan perhatian bisnisnya pada proyek pengembangan properti di Medan karena potensi pasar properti di sana masih menjanjikan dan rencana pembangunan kota di Medan saat ini sudah tidak maksimal.

“Medan saat ini sudah sesak, macet dan lebih banyak pembangunan ruko (rumah toko) nya dibandingkan dengan jumlah kompleks perumahan tempat tinggal. Karena itu, Medan saat ini mendapat julukan sebagai kota sejuta ruko,” jelas Purwo.

Karena itu, demikian Purwo, melalui pengembangan kota mandiri (township), generasi baru nantinya diharapkan dapat tinggal di Medan dan menikmati suasana yang berbeda dengan kualitas hidup yang lebih baik lagi.

Sementara itu, Chandra P. Asali, Direktur Operasional JSPT, mengungkapkan, pengembangan proyek properti kota mandiri di Medan adalah strategi perseroan dalam diversifikasi pasar properti yang baru.

“Selama ini, kami hanya bangun proyek hotel di Bali dan Jakarta, maka untuk diversifikasi pasar yang baru, perseroan mengakuisisi lahan di Medan dan juga Belitung untuk mengembangkan bisnis divisi hotel,”ujar Chandra.

Selama ini divisi hotel JSPT memberikan kontribusi pendapatan hingga mencapai 70% dari total pendapatan berkelanjutan (recurring income) perseroan. Seluruh pendapatan divisi hotel JSPT itu berasal dari pengoperasian hotel-hotel di Bali.

Karena itu, demikian Chandra, untuk pengembangan bisnis dan mencari peluang baru, maka Belitung dinilai memiliki potensi pariwisata yang cukup positif dan mampu memberikan peningkatan recurring income untuk divisi hotel.

Apalagi, Belitung mempunyai lokasi yang cukup dekat dengan Jakarta dan juga negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Tahun ini, kata Chandra perseroan akan fokus pada peningkatan pendapatan berulang. Dimana 95% kontribusi pendapatan masih ditopang dari divisi hotel dan sisanya 5% berasal dari penjualan properti landed house.

Sementara itu, para pemegang saham dalam RUPST perseroan Selasa (23/05/2017) menyetujui pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2016 sebesar Rp41,7 miliar (Rp18 per saham) pada 22 Juni 2017. Total dividen yang dibagikan itu mencapai sekitar 33,49% dari total laba 2016 JSPT sebesar Rp124,5 miliar.

Pemegang saham dalam RUPST tersebut juga menyetujui pencadangan dana sebesar Rp1 miliar yang diambil dari laba bersih 2016 JSPT. Hal itu sejalan dengan pelaksanaan Pasal 70 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Kemudian sisa laba bersih 2016 sebesar Rp81,8 miliar dicatatkan sebagai laba ditahan.[abr]

0 comments

    Leave a Reply