April 25, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Izin Edar Dibekukan, Seberapa Bahaya Penggunaan Albothyl?

IVOOX.id, Jakarta - Dalam beberapa minggu terakhir, masyarakat dihebohkan dengan pelarangan penggunaan Albothyl. Hal tersebut lantaran, obat yang lebih dikenal untuk menyembuhkan sariawan ini mengandung cairan policresulen.

Atas hal tersebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan terpaksa membekukan membekukan izin edar salah satu produk keluaran PT. Pharos Indonesia, yaitu Albothyl.

Lalu seberapa bahayanya sih jika Albothyl digunakan?

Dokter Gigi Widya Sari dalam akun twitternya menyatakan, sejak 2014 silam dirinya telah berkomntar banyak soal bahaya Albothyl dalam akun twitternya tersebut.

Menurut Widya, cairan Policresulen yang ada dalam Albothyl sudah tidak disarankan untuk digunakan dalam bedah, dermatologi (pengobatan gangguan kulit, rambut dan kuku), otolaringologi (ilmu tentang telinga, hidung, tengorokan, kepala dan leher) serta odontologi.

“Policresulen adalah suatu polymolecular organic acid, yang memiliki efek hemostatik atau menghentikan pendarahan, membentuk jaringan nekrotik (jaringan yang mati) dan merangsang pembentukan jaringan baru,” kata Widya saat dihubungi, Selasa (20/2/2018).

Menurut Widya, saat policresulen diberikan pada luka di rongga mulut atau sariawan, efek yang ditimbulkan bukan menyembuhkan sariawan. Justru terjadi penyempitan pembuluh darah perifer (tepi) di sekitar sariawan. Hal ini menyebabkan suplai darah di area sariawan terhenti dan menjadikan jaringan sariawan mati.

“Makanya kan pas kita pake Albothyl rasa sakit disariawan hilang kan sesaat. Karena sariawannya menjadi mati. Nah, ketika jaringan kulit itu mati, maka akan tumbuh kulit baru kan. Kondisi ini disebut dengan deskuamasi jaringan atau pengelupasan kulit. Efek ini lebih sering terlihat pada penggunaan policresulen dengan cara kumur," katanya.

Namun, saat bertumbuhnya jaringan kulit baru ini, tidak bisa dialami oleh semua orang. Pasalnya, system kerja tubuh manusia yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

“Kalau tubuh tidak bisa meregenerasi kulit mati tersebut, maka timbullah sariawan yang semakin menjadi-jadi. Malah ada yang membesar. Maka dari itu, bahanya cairan policresulen untuk obat dalam, dia tidak bisa berfungsi dengan baik untuk semua orang,” ujarnya.

0 comments

    Leave a Reply