July 7, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Investor 'Ogah' Kucurkan Dana sebelum Pensiun Dini PLTU Terealisasi

IVOOX.id - Gilles Pascual, Energy Transition and Climate Partner di Ernst & Young (EY) Singapura melaporkan hasil analisis terbaru mengenai hambatan para investor asing untuk menanamkan modal energi terbarukan di Indonesia. Pemerintah sudah menutup PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) di Cirebon dan Pelabuhan Ratu.

Menurut Gilles Pascual, pemerintah Indonesia harus sesegera mungkin mengimplementasikan penutupan dini PLTU batu bara.

"Langkah ini sangatlah penting untuk menunjukkan keseriusan pemerintah Indonesia dalam mengembangkan energi terbarukan agar investor tertarik untuk berinvestasi di Indonesia," kata Gilles Pascual pada Rabu (13/12/2023).

Pemerintah bersama PT PLN (Persero) kata Gilles Pascual juga harus mengkaji lebih dalam mengenai lokasi dan titik koneksi jaringan prioritas yang akan dijadikan fokus pengembangan energi terbarukan.

Menurutnya langkah ini akan membantu pengembang untuk fokus menggarap wilayah tersebut dan menawarkan harga listrik yang lebih kompetitif.

“Untuk mendorong pertumbuhan, Indonesia perlu memprioritaskan energi terbarukan pada jaringan listrik yang belum oversupply maupun di daerah-daerah dimana biaya energi fosil lebih tinggi, seperti mengubah pembangkit berbasis diesel ke energi terbarukan. Untuk jaringan listrik utama Jawa-Bali, rancangan solusi yang mengedepankan penghentian dini pembangkit bahan bakar fosil adalah suatu keharusan untuk memungkinkan pasar energi terbarukan berkembang dengan baik,” kata Gilles Pascual.

Di samping itu Wakil Ketua Komisi VII DPR, Eddy Soeparno mengungkapkan, untuk merealisasikan penutupan dini PLTU batu bara memerlukan biaya yang tidak sedikit. Sehingga saat ini Indonesia juga masih terhambat dalam rencana pensiun dini PLTU itu.

"Untuk kita melakukan pensiun dini PLTU yang sekarang jumlahnya masih 67 persen dari total pembangkit listrik yang ada, itu ternyata tidak gampang karena apa? dibutuhkan pendanaan yang besar, proses negosiasi yang panjang," kata Eddy.

Dia juga mencontohkan penutupan dini PLTU batu bara di Cirebon yang memakan anggaran hampir Rp13 triliun. Kemudian rencana pensiun dini PLTU Pelabuhan Ratu juga hingga kini masih terhambat oleh pendanaan.

"Kita sudah lihat sekarang ini untuk PLTU Cirebon membutuhkan dana Rp13 triliun, sekarang sudah tertangani, kemudian Pelabuhan Ratu membutuhkan dana Rp12 triliun dan ini sampai sekarang masih belum ada pendanaanya," katanya.

"Jadi artinya apa, jangan kita berbicara terlebih dahulu untuk mengembangkan energi terbarukan, sumber-sumber energi terbarukan yang lain, untuk melakukan pensiun dini ini yang sekarang ada itu juga membutuhkan dana yang tidak kecil," tegasnya.

0 comments

    Leave a Reply